Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Jepang Mau Aktifkan Lagi Fasilitas Nuklir Terbesarnya Setelah Ditutup Lebih Dari 1 Dekade

ilustrasi pembangkit listri tenaga nuklir
ilustrasi pembangkit listri tenaga nuklir (pexels.com/NGSOFT IT)
Intinya sih...
  • Jepang berencana mengaktifkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia, Kashiwazaki-Kariwa, setelah ditutup selama lebih dari satu dekade pasca bencana Fukushima.
  • TEPCO akan memulai kembali operasi reaktor No. 6 sekitar tanggal 20 Januari untuk memperkuat pasokan listrik Tokyo dan kawasan Kanto.
  • Jepang berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050 dan membidik pangsa tenaga nuklir dalam bauran listriknya menjadi 20 persen pada tahun 2040.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Jepang berencana mengoperasikan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia miliknya. Fasilitas nuklir bernama Kashiwazaki-Kariwa yang dikelola Tokyo Electric Power Company (TEPCO) itu sempat ditutup selama lebih dari satu dekade, menyusul bencana Fukushima pada 2011.

Dilansir dari NHK, majelis Prefektur Niigata, dikabarkan telah mengesahkan rancangan undang-undang yang membuka jalan bagi TEPCO untuk memulai kembali operasi salah satu dari tujuh reaktor yang ada.

"Perusahaan tersebut berencana untuk mengaktifkan kembali reaktor No. 6 pada 20 Januari," demikian dikutip dari NHK, Senin (22/12).

Pengoperasian kembali pembangkit tersebut diproyeksikan memperkuat pasokan listrik untuk Tokyo dan kawasan Kanto, yang merupakan pusat aktivitas ekonomi Jepang. Langkah ini diambil di tengah tekanan lonjakan biaya energi global yang masih dirasakan pemerintah dan pelaku industri, seiring dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap pasar minyak dan gas dunia.

TEPCO berupaya meyakinkan masyarakat terkait aspek keselamatan. “Kami berkomitmen penuh untuk tidak pernah mengulangi kecelakaan seperti itu dan memastikan warga Niigata tidak mengalami hal serupa,” ujar juru bicara TEPCO Masakatsu Takata, seperti dikutip Reuters.

Sebelum bencana Fukushima, pembangkit nuklir menyumbang sekitar 30 persen pasokan listrik Jepang. Namun setelah penutupan massal reaktor, Jepang kian bergantung pada impor bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas, yang harganya relatif mahal.

Berdasarkan laporan CNN, Jepang satu dekade belakangan menerapkan pendekatan hati-hati terhadap energi nuklir sejak bencana Fukushima Daiichi pada 2011, yang menjadi krisis nuklir terburuk sejak insiden Chernobyl pada 1986. Setelah peristiwa tersebut, seluruh 54 reaktor nuklir di Jepang, termasuk Kashiwazaki-Kariwa di pesisir Niigata ini.

Kendati demikian, Jepang saat ini berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050. Selain itu, permintaan energi negara ini diperkirakan bakal meningkat dalam beberapa tahun mendatang seiring pesatnya pertumbuhan pusat data yang boros energi dan mendukung infrastruktur AI.

Untuk mencapai tujuan energi dan iklim, Jepang pun membidik pangsa tenaga nuklir dalam bauran listriknya menjadi 20 persen pada 2040.

Menurut Asosiasi Nuklir Dunia, negeri matahari terbit ini telah menghidupkan kembali 14 dari 33 reaktor nuklir yang masih beroperasi.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in News

See More

BI: Uang Beredar pada November 2025 Tumbuh 8,3 Persen

22 Des 2025, 17:02 WIBNews