Kepala BKF Optimistis Penerimaan Pajak Tumbuh 15,3% Tahun Ini

Penerimaan pajak masih ditopang 'booming' komoditas.

Kepala BKF Optimistis Penerimaan Pajak Tumbuh 15,3% Tahun Ini
Shutterstock/Haryanta.p
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu optimistis penerimaan perpajakan di tahun ini tumbuh 15,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau sebesar Rp 1.784 triliun.

Proyeksi penerimaan perpajakan itu jauh lebih tinggi dari target yang dipatok pemerintah dalam APBN 2022 sebesar Rp1.510 triliun. "Outlook untuk tahun 2022 ada di 15,3 persen, di mana ini memberikan keputusan yang sangat strategis dan tetap dalam kondisi kita memitigasi risiko yang kita hadapi," ujarnya Rapat Panja Asumsi Dasar dalam Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2023 di Badan Anggaran DPR, Senin (13/6).

Secara terperinci, tutur Febrio, pendapatan pajak tahun 2022 diproyeksi mencapai Rp1.485 triliun, sementara kepabeanan dan cukai bisa tembus Rp299 triliun.

Outlook tersebut juga lebih tinggi dibanding realisasi penerimaan perpajakan tahun lalu yang mencapai Rp 1.547,9 triliun. Rinciannya pendapatan pajak sebesar Rp1.278,6 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp269,2 triliun.

Faktor penopang penerimaan

Hemat Febrio, penerimaan perpajakan tahun ini masih akan ditopang oleh kenaikan harga komoditas. Hal ini tak jauh berbeda dengan kondisi penerimaan pajak di 2021 di mana hampir semua komponen pajak mencatat pertumbuhan berkat harga komoditas global yang melambung (commodity boom).

Kendati demikian, Febrio menegaskan bahwa pemerintah tetap berhati-hati memanfaatkan kenaikan penerimaan di tengah momentum tingginya harga komoditas. Pasalnya, di saat bersamaan, perekonomian dihantui dengan berbagai ketidakpastian global mulai dari risiko geopolitik hingga normalisasi kebijakan di berbagai negara.

Lantaran itu pula, dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dalam asumsi makro APBN di tahun depan, pemerintah memasang target moderat yakni sebesar 5,3 persen hingga 5,9 persen. "Sehingga memang pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9 persen, terkandung di dalamnya adalah semangat optimisme sekaligus semangat kita waspada. Dan kita bersama masyarakat dan juga APBN kita tetap sehat," ucap Febrio.

Dalam kesempatan itu pula, Banggar DPR RI menyetujui asumsi dasar makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 yang diajukan pemerintah.

Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah mengatakan, besarannya sama dengan usulan pemerintah kepada DPR RI. "Dari komisi XI, asumsi dasar ekonomi makro dengan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen-5,9 persen, sama dengan usulan pemerintah," tandasnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang