Kurangi Emisi, PLN Jajaki Penerapan CCS di Pembangkit

Indonesia berambisi menjadi CCS Hub di Asia Tenggara.

Kurangi Emisi, PLN Jajaki Penerapan CCS di Pembangkit
Tampilan PLTU Suralaya dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW. Pembangkit ramah lingkungan yang meraih Proper Emas pada Tahun 2022 ini menyumbang 17% atau lebih dari 4.000 MW energi listrik di Pulau Jawa, Madura dan Bali. (Dok. Istimewa)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT PLN (Persero) menjajaki penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) untuk mengurangi emisi CO2e pembangkit listrik.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan hal tersebut juga menjadi strategi perseroan untuk membantu pemerintah mencapai target Net Zero Emissions (NZE) 2060.

“PLN memainkan peran penting dalam transisi energi Indonesia ke energi bersih. Kami telah memiliki peta jalan transisi energi yang komprehensif dan berkomitmen untuk menjalankan peta jalan tersebut untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih cepat,” ujar Darmawan dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (14/9).

Sementara itu, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem, Evy Haryadi, menilai pengembangan CCS di Indonesia mulai makin masif dan menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. PLN sebagai perusahaan listrik juga memiliki potensi pengembangan CCS ini.

"Total kapasitas pembangkit PLN berbasis batu bara dan gas yang menghasilkan karbon dan berpotensi diretrofit dengan teknologi carbon capture mencapai 37,6 Gigawatt (GW). Dengan potensi ini, PLN bisa menggaet peluang bisnis CCS ke depan," ujar Evy.

Saat ini PLN juga agresif melakukan studi penerapan CCS di beberapa pembangkit miliknya. Dengan menggandeng mitra seperti JERA, Karbon Korea, Inpex, Medco dan GE, PLN mencoba melakukan studi penerapan CCS ini di PLTU maupun PLTGU miliknya.

"Kami tentu saja terbuka atas kolaborasi teknologi dan studi. Saat ini, kami melakukan studi dengan berbagai mitra di 4 PLTU dan 2 PLTGU milik kami," katanya.

Ambisi CCS Hub

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Jodi Mahardi, menyatakan penangkapan dan penyimpanan karbon sangat penting untuk mempercepat dekarbonisasi. Indonesia sendiri saat ini berada pada posisi utama untuk menjadi pusat CCS regional (CCS Hub).

"Pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon. Kami menyadari bahwa CCS merupakan salah satu teknologi yang sangat penting dalam upaya ini, di mana pemerintah telah memainkan peran utama dalam mendorong implementasi CCS dengan mengeluarkan kebijakan pendukung untuk investasi dalam proyek-proyek CCS masa depan,” ujar Jodi.

Dia pun mengatakan pemerintah senantiasa memberikan dukungan bagi pengembangan CCS dalam mencapai masa depan yang lebih bersih dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kami mengajak para pemangku kepentingan untuk bergabung dengan kami dalam perjalanan ini dan bersama-sama mewujudkan visi kita untuk dunia yang lebih baik," kata Jodi.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Hobi Melancong Usai Pandemi, Makau Lirik Potensi Wisatawan RI
Ace Hardware Kantongi Penjualan Rp1,99 Triliun di Kuartal I 2024
Pertamina Bantah Isu tentang Penghentian Penjualan Pertalite
Libur Panjang, Penumpang Whoosh Naik hingga 28%
Tambah 2 Tanker Raksasa, PIS Terus Berinovasi
OJK Cabut Izin Usaha Tanihub, Bagaimana Nasib Pengguna?