Perubahan Iklim Rugikan Industri Asuransi Global

Kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam melonjak.

Perubahan Iklim Rugikan Industri Asuransi Global
Perubahan Iklim. (Dominic Wunderlich/Pixabay)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Laporan Asuransi Properti dan Kecelakaan Dunia yang dirilis Capgemini dan Efma mengungkapkan bahwa kerugian yang diasuransikan dari bencana alam telah meningkat 250 persen dalam 30 tahun terakhir. 

Kondisi yang dipengaruhi oleh perubahan iklim tersebut, seperti kebakaran hutan dan badai, menyebabkan industri asuransi mengalami kerugian.

Mengutip Reuters, pemimpin industri asuransi global di Capgemini Seth Rachlin mengatakan bahwa risiko bencana utama perusahaan asuransi di masa lalu biasanya dari badai di negara bagian AS seperti Florida dan Texas.

Namun, kini risiko tersebut mulai merambah ke negara-negara Eropa seperti Jerman yang dilanda banjir pada Juli 2021, serta negara bagian Australia yang sempat mengalami hujan lebat dan membanjiri wilayah di pantai timur-nya.

"Kami telah melihat banjir di Eropa dan kebakaran hutan di Australia, kebakaran hutan di California, itu menjadi masalah geografis yang lebih luas, mempengaruhi persentase yang lebih luas di bumi," ujar Rachlin.

Praktik ESG

Pun demikian, ia melanjutkan, perusahaan asuransi yang berfokus pada pembangunan model bisnis tahan iklim kini menghasilkan kepercayaan pelanggan yang lebih baik sembari sambil meningkatkan relevansi dan profitabilitas mereka. 

Di Eropa, misalnya, beberapa perusahaan asuransi mulai memimpin dalam praktik lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) dalam penjaminan dan investasi asuransi serta fokus pada pencegahan risiko.

Lebih dari 30 persen perusahaan asuransi secara global membatasi investasi di perusahaan yang tidak berkelanjutan, dan lebih dari 20 persen membatasi perlindungan asuransi untuk perusahaan yang tidak berkelanjutan, kata laporan itu.

Tujuh puluh empat persen dari perusahaan asuransi yang diwawancarai merasa bahwa perubahan iklim membuat sulit untuk mengasuransikan beberapa area.

Sementara itu, daerah-daerah seperti California telah melihat perusahaan asuransi yang gulung tikar karena jumlah dan tingkat keparahan kebakaran hutan.

Tujuh puluh satu persen pelanggan asuransi mengatakan tawaran diskon akan membuat mereka sangat mungkin untuk mengurangi eksposur properti mereka atau aset lainnya terhadap risiko bencana alam.

Lebih dari 4.900 pelanggan asuransi disurvei di 16 negara pada Januari dan Februari 2022 untuk laporan tersebut. Laporan tersebut juga didasarkan pada wawancara dengan lebih dari 270 eksekutif asuransi senior di 27 pasar.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI