Bali Bersiap Buka Pintu Bagi Turis Asing, Pelaku Pariwisata Antusias

Pelaku wisata Bali siap mendukung uji coba pembukaan wisman.

Bali Bersiap Buka Pintu Bagi Turis Asing, Pelaku Pariwisata Antusias
Pura Ulun Danu Bratan, Bali. (Wikivoyage)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Rencana pemerintah kembali membuka pariwisata Bali bagi wisatawan mancanegara (wisman) mendapat respons positif dari pelaku usaha. Mereka menyatakan siap menjalankan uji coba, namun masih perlu didukung pemerintah.

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Gede Ricky Sukarta, mengatakan pelaku usaha pariwisata menyambut baik kabar dari pemerintah soal rencana pembukaan Bali bagi wisman. Menurutnya, pelaku usaha siap untuk melakukan uji coba pembukaan tersebut.

“Kami siap untuk uji coba pembukaan wisman atau istilah kami di Forum Bali Bangkit yaitu Bali Open Border (BOB),” kata Gede kepada Fortune Indonesia, Senin (27/9).

Menurut Gede, saat ini semua stakeholder pariwisata di Bali sudah menyiapkan diri baik dari aspek operasional maupun standar protokol kesehatan demi menyambut kedatangan wisman. Namun, lanjutnya, pengusaha juga masih menunggu kepastian regulasi dari pemerintah.

“Kami masih menunggu terms and conditions dari pemerintah terutama yang tidak memberatkan calon wisman. Karena secara umum wisman sudah kangen dengan Bali,” katanya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan kondisi provinsi Bali saat ini sudah siap melakukan uji coba pembukaan pariwisata bagi wisman. Menurut Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, uji coba pembukaan ini rencananya akan dilaksanakan pada Oktober 2021. 

“Kami akan diskusikan. Kami akan evaluasikan minggu depan. Mudah-mudahan jika semua keadaan kondusif, kalau tidak ada aral melintang kami uji cobakan bulan depan,” kata Sandiaga di kawasan Seminyak, Kabupatan Badung, Bali, Sabtu (25/9), seperti dikutip dari Antara.

Butuh dukungan dari pemerintah

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

Menurut Gede Sukarta, pelaku usaha pariwisata baik hotel maupun vila sebenarnya sudah siap menerapkan rencana pemerintah itu. Kesiapan ini, menurutnya, terutama dalam soal sertifikasi CHSE (kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlangsungan lingkungan).

Namun, lanjut Gede, persiapan pembukaan ini juga tak mudah lantaran tak sedikit pelaku usaha pariwisata yang saat ini membutuhkan bantuan terutama modal kerja. “Secara umum, untuk opening property ini butuh modal. Dan ini tantangannya. Seyogianya pemerintah bisa memberikan pinjaman lunak dengan tidak memberatkan pelaku usaha,” katanya.

Gede pun mengatakan, saat ini tingkat okupansi baik hotel maupun villa di Bali sangat rendah dengan kisaran di bawah 5 persen. Menurutnya, penurunan okupansi ini akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilaksanaan sejak Juli.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisman secara nasional pada Januari- Juli 937.747 orang. Angka ini turun signifikan 71,42 persen dibandingkan periode sama 2020 yang jumlah kunjungannya 3,28 juta orang.

Menurut catatan BPS, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Juli juga hanya mencapai 22,38 persen, menurun 16,17 poin secara bulanan. TPK pada Juli itu juga masih lebih rendah 5,69 poin dari periode yang sama 2020 yang mencapai 28,07 persen.

Hati-hati dan selektif

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.

Sandiaga mengatakan kesiapan industri pariwisata Bali semakin baik, terindikasi dari kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dan kondisi Covid-19 di Bali yang terkendali. Dia pun mengatakan, rencananya pemerintah akan mengajukan Bali sebagai pulau yang seluruh wilayahnya dapat dibuka bagi wisman.

“Tapi tentunya jika keadaan belum memungkinkan kami konsepkan tiga zona hijau di Sanur, Ubud, dan Nusa Dua. Itu yang kami persiapkan secara matang, penuh kehati-hatian, dan kewaspadaan,” katanya.  

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, menambahkan kesiapan Bali menyambut wisman ini juga dapat dilihat dari faktor internal serta berbagai faktor pendukung lainnya. Dia menyebut, Bali dalam waktu dekat ini juga akan menyambut beberapa pergelaran akbar, antara lain: WSBK (World Superbike) di Mandalika November mendatang, serta G20 Summit yang rencananya akan digelar tahun 2022.

“Tentu event-event tersebut harus dijadikan momentum agar masyarakat dunia bisa percaya akan kondisi penanganan COVID-19 di Bali telah berjalan baik,” kata pria yang akrab disapa Cok Ace seperti dikutip dari laman Pemprov Bali.

Menurut Cok Ace, dari sisi kondisi kesehatan, saat ini Bali menjadi salah satu provinsi dengan capaian vaksinasi massal tertinggi yakni 97 persen untuk vaksinasi dosis pertama dan 73 persen untuk vaksinasi dosis kedua. Dia berkata, program vaksinasi akan terus digenjot agar paling lambat bulan ini atau awal bulan depan bisa tuntas baik vaksin dosis pertama maupun kedua.

Pemerintah, lanjutnya, juga telah menyiapkan desain utama menyangkut skema wisatawan mancanegara di Bali. Kata dia, desain tersebut akan mengatur berbagai aturan seperti skema kedatangan wisman, skema berwisata, hingga keberangkatan ke negara asal.

Pemerintah akan selektif terhadap pemilihan wisman dari sejumlah negara mengingat perkembangan kasus Covid-19 yang belakangan naik di beberapa negara. “Kami sudah mencatat beberapa negara berdasarkan lama tinggal di Bali. Ada sekitar empat negara yaitu Amerika, Inggris, Jerman dan Rusia yang rata-rata tinggal di Bali 2 minggu. Tapi itu juga tergantung regulasi, karena itu kami harus benar-benar menyiapkan,” jelasnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M