NEWS

Kasus Omicron Naik, Ini Kata Sri Mulyani Soal Dampaknya ke Ekonomi

Diperlukan titik keseimbangan ekonomi dan kesehatan.

Kasus Omicron Naik, Ini Kata Sri Mulyani Soal Dampaknya ke EkonomiSri Mulyani, Menteri Keuangan RI. (Flickr)
27 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Jumlah kasus harian Covid-19 dan varian Omicron terus meningkat. Hal ini dikhawatirkan bakal mempengaruhi kondisi perekonomian nasional serta menghambat upaya pemulihan. 

Namun, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemerintah akan mencari titik keseimbangan antara keselamatan masyarakat dan kegiatan ekonomi yang akan menentukan arah  kebijakan. 

Menurutnya, pemerintah akan mempelajari dari kasus yang sudah terjadi, terutama mulainya (Omicron) dari Afrika Selatan, Eropa, Amerika, RRT sendiri, dan negara-negara tetangga. 

"Kami juga memanfaatkan evidence based, apakah varian ini sangat membahayakan, karena itu upaya mengatasi dampak terjadinya restriksi juga dilakukan,” kata Menkeu dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR yang disiarkan secara daring, Kamis (27/1).

Terkait dengan kekebalan kelompok (herd immunity), Indonesia sebenarnya cukup tinggi. Hal ini didasarkan pada sejumlah penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama sejumlah Kementerian/Lembaga lainnya.

“Meski dengan kekebalan yang tinggi, kita tetap tidak ingin mengambil risiko,” ujarnya.

Menkeu imbau masyarakat untuk semakin waspada

Sri Mulyani mengimbau masyarakat untuk semakin waspada pada peningkatan kasus Omicron. Seperti diketahui, varian ini menyebar dengan sangat cepat dalam aktivitas sehari-hari masyarakat. Meski sejumlah ahli menilai tingkat bahaya Omicron tak sebesar varian Delta, namun berpotensi mempengaruhi perekonomian nasional, paling tidak di kuartal pertama 2022.

Jumlah kasus Omicron di Indonesia memang masih relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, India, maupun negara-negara Eropa. Indonesia juga telah menerapkan berbagai protokol kesehatan di pintu masuk dari negara lain, vaksinasi booster digencarkan, namun tren kenaikan Omicron justru sedang didominasi oleh transmisi lokal.

“Kita harus gunakan semua instrumen kebijakan secara fleksibel, karena jalan menuju endemi tidak smooth. Jadi kita akan melihat termasuk perkembangan dari varian atau jenis virusnya serta kemungkinan ditemukannya vaksin maupun pengobatan yang lebih baik," ujar Sri Mulyani.

Pembaruan kasus Covid-19 yang terjadi

Dibandingkan dengan kasus Omicron harian dunia yang sudah mencapai 3,31 juta dengan tingkat kematian hingga 8.000 kasus, Indonesia masih tergolong rendah dengan 1.808 kasus yang terjadi. Kendati demikian, jumlah ini merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, diikuti Singapura dan Thailand.

Kasus Omicron masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), tapi dalam beberapa hari terakhir, tren penyebaran yang melalui transmisi lokal mengalami peningkatan. Untuk memperlambat penyebaran Omicron, Pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan akselerasi vaksinasi, baik yang primer maupun penguat. Selain itu, protokol kesehatan pun terus diperketat di berbagai ruang publik.

Berdasarkan pantauan kasus Covid-19 secara keseluruhan dari Kementerian Kesehatan, hingga Rabu (26/1), kenaikan Covid mencapai 1.070 kasus dengan penambahan jumlah pasien meninggal adalah sebanyak 7 orang.

Related Topics