Mengenal Nordic Model dan Tantangan yang Dihadapi
Meski membuat sejahtera, nordic model juga punya tantangan.

21 August 2023
Jakarta, FORTUNE – Selain dikenal sebagai kawasan yang memiliki kualitas hidup warga negara baik, kawasan Eropa Utara yang terdiri dari Finlandia, Islandia, Swedia, Denmark, dan Norwegia, juga mempunyai sistem perekonomian yang mumpuni dan dinilai menyejahterakan penduduknya. Sistem ekonomi ini dikenal dengan sebutan Nordic model.
Keberhasilan negara-negara Eropa Utara dalam meningkatkan taraf hidup warganya menginspirasi negara-negara di belahan dunia lainnya. Nordic model pun menjadi contoh yang bisa diterapkan demi mencapai kesuksesan yang mendekati negara-negara Eropa Utara. Sistem ekonomi ini bisa menyentuh hingga fasilitas pendidikan, kesehatan, hingga jaringan pengaman sosial, yang berdampak pada kebahagiaan warga negara-negara Eropa Utara.
Untuk mengenal lebih jauh tentang Nordic model, Fortune Indonesia akan mengulasnya dengan melansir dari Investopedia.
Pengertian

Nordic model adalah istilah yang diciptakan untuk menangkap kombinasi unik dari kapitalisme pasar bebas dan manfaat sosial yang telah melahirkan masyarakat yang menikmati sejumlah layanan berkualitas tinggi, termasuk pendidikan gratis dan perawatan kesehatan serta pembayaran pensiun yang terjamin dan murah hati untuk para pensiunan.
Manfaat ini didanai oleh pembayar pajak dan dikelola oleh pemerintah untuk kepentingan semua warga negara. Warga negara memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintah mereka dan sejarah kerja sama untuk mencapai kompromi dan mengatasi tantangan sosial melalui proses demokrasi.
Model sistem ekonomi ini dipraktikkan oleh negara-negara Skandinavia dengan ciri standar hidup yang tinggi dan disparitas pendapatan yang rendah. Selain itu, model ini dipandang sebagai modal untuk kesetaraan dan peluang ekonomi.
Sinergi warga dan pemerintah

Secara historis, model nordik menawarkan sinergiyang kuat antara warga negara dengan pemerintahnya. Artinya, warga percaya dengan pemangku otoritas, sehingga mereka saling bekerja sama untuk mengatasi masalah bersama.
Warga percaya penuh bahwa pemerintah, lembaga publik, dan organisasi swasta memperhatikan kepentingan mereka. Sebab itu, mereka mendukung dan berpartisipasi dalam upaya mencari solusi melalui proses demokrasi.
Warga negara bersedia membayar pajak yang porsinya lebih besar dari pendapatan mereka agar layanan publik semakin berkualitas tinggi. Dari pajak tersebut, pemerintah mampu mendanai pendidikan, perawatan kesehatan, jaminan dan manfaat sosial lainnya yang bisa diakses setiap warga negara secara gratis.
Sistem ekonomi dan hukum di negara-negara dengan model nordik pun melindungi kepemilikan pribadi dan memberikan kebebasan kepada pemilik properti untuk membuat keputusan terkait dengan pemanfaatan sumber daya. Hal ini memberi kekuatan kepada pemerintah guna memastikan bahwa keseimbangan sosial telah tercapai.
Sistem ekonomi ini membuktikan bahwa kesenjangan antara si kaya dengan si miskin dapat dijembatani secara efektif. Selain itu, sistem ini menjaga dan mengantisipasi adanya ketimpangan pendapatan seminimal mungkin.
Tantangan

Meski terlihat baik dan positif, Nordic model bukannya tanpa tantangan. Secara umum, model ini butuh banyak penyesuaian agar bisa terus berjalan secara berkelanjutan. Berikut di antaranya:
- Pendanaan layanan sosial yang hanya dari pajak
Pemerintah menyediakan menyediakan layanan sosial, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, pengasuhan anak, dan perawatan orang tua secara gratis, yang bersumber dari pajak saja. Hal ini menyebabkan pembiayaannya tergantung pada pendapatan dan status pekerjaan warganya, sehingga Jika tidak ada terobosan dalam mencari sumber pendanaan, maka model ini terancam tidak bisa berkelanjutan. - Populasi yang menua
Populasi di negara-negara Skandinavia sebagian besar berusia tua, padahal harapannya komposisi pembayar pajak muda lebih besar dibandingkan dengan pembayar pajak yang usianya sudah menua. Penduduk berusia tua pun lebih banyak menerima manfaat dibandingkan membayar pajak. Hal ini tentu akan menyebabkan pergeseran yang signifikan antara mereka yang berkontribusi dengan yang menerima manfaat. - Masuknya imigran
Tingkat kesejahteraan negara-negara Nordik menarik kedatangan imigran atau pendatang baru yang juga ingin menikmati manfaat tersebut. Sayangnya, para imigran kebanyakan datang dari negara-negara yang tidak memiliki sejarah panjang yang sama dalam membuat keputusan demi kepentingan bersama, padahal warga asli nordik justru memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam angkatan kerja sebagai bagian dari keputusan kolektif. Perbedaan karakter ini menyebabkan ketidaksamaan visi yang berisiko menghancurkan Nordic model yang sudah terbangun.