NEWS

Mengenal Perbedaan Startup dan Korporat, Kantor hingga Budaya Kerja

Korporat dinilai lebih kaku dan startup lebih fleksibel.

Mengenal Perbedaan Startup dan Korporat, Kantor hingga Budaya Kerjailustrasi pegawai kantor (unsplash.com/Desola Sector 6)
22 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Memasuki era digital, pekerja di Indonesia mengenal satu bentuk bisnis sekaligus perusahaan yang disebut startup. Sejak kemunculan banyak perusahaan rintisan di bidang teknologi, para pencari kerja pun mulai memiliki opsi baru tempat untuk bekerja, selain perusahaan dalam bentuk korporasi atau yang biasa kita sebut korporat. Lalu, apap perbedaan startup dan korporat?

Korporat dalam bahasa Indonesia berarti suatu badan atau perusahaan yang didirikan oleh sekelompok orang beroprasi dengan hukum yang jelas. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang berlaku di korporat pasti memiliki dasar hukum, termasuk sanksi atas pelanggaran yang dilakukan pekerjanya.

Terkait modal, biasanya sumber dana berasal dari kantong pribadi yang dijual ke pihak luar dalam bentuk saham. Para pemegang saham tersebut akan memiliki hak atas kepemilikan perusahaan dan mendapatkan deviden atau pembagian keuntungan sesuai hal yang sudah disepakati. Karena terikat dengan peraturan hukum yang jelas, maka kestabilan operasional pun jadi salah satu keunggulan korporat.

Sementara, startup juga merupakan perusahaan atau bisnis tertentu, namun masih dalam status rintisan. Berbagai hal yang ada dalam perusahaan jenis ini biasanya masih terus dikembangkan dengan improvisasi yang dilakukan secara bertahap. Biasanya, istilah ini menrujuk pada perusahaan-perusahaan di bidang layanan yang berbasis teknologi.

Selain itu, target pasar perusahaan startup biasanya belum baku dan masih bisa fleksibel untuk dikembangkan. Karena sifatnya yang dinamis, maka perusahaan startup diisi oleh para pekerja yang berusia muda, dengan karakter yang relatif idealis serta semangat yang berapi-api.

1. Jam kerja

Ilustrasi RUPS
Shutterstock/Pressmaster

Kestabilan korporat membuat perusahaan ini memiliki aturan yang baku dan mengikat. Korporat umumnya memiliki sejumlah sanksi bagi karyawan yang melanggar, seperti pemotongan uang makan hingga gaji pokok. Para pekerja dituntut untuk masuk sesuai jadwal, namun berhak juga untuk pulang sesuai jadwal.

Sementara, startup yang lebih fleksibel biasanya juga memiliki aturan jam kerja yang lebih longgar dan tidak baku. Apalagi, fokus dari perusahaan rintisan biasanya adalah goals, bukan aturan-aturan penyertanya. Tapi, karena aturan jam kerja yang fleksibel, maka penugasan yang diberikan pada pekerja terkadang juga tidak melihat jam kerja.

2. Budaya kerja

Ilustrasi perempuan pebisnis.
Ilustrasi perempuan pebisnis. (Pixabay/089photoshootings)

Related Topics