NEWS

WHO Pantau Perkembangan Subvarian Omicron

Angka kematian global terus meningkat.

WHO Pantau Perkembangan Subvarian OmicronSimbol World Health Organization (WHO). (Pixabay/Padrinan)
18 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus memantau perkembangan subvarian Omicron yang diperkirakan lebih menular. Meski kasus Omicron melambat di sebagian besar negara dunia, penyebaran subvarian BA.2 dinyatakan terus meningkat oleh WHO, bahkan mendominasi di beberapa negara Asia, seperti Cina, India, Pakistan, Bangladesh, dan Filipina.

Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) yang juga Direktur Regional Amerika WHO, Carissa F. Etienne, mengatakan banyak negara tidak bergerak cepat saat varian Omicron pertama menyebar, hal ini tidak boleh terulang.

“Ini bukan varian terakhir, dan masa depan pandemi masih sangat tidak pasti, varian baru dapat muncul kapan pun,” ujarnya seperti dikutip dari New York Times, Jumat (18/2).

Para ilmuwan, menyatakan belum ada bukti subvarian BA.2 lebih mematikan dari subvariant BA.1 yang muncul pertama kali. Sejauh ini, vaksinasi yang berjalan masih dianggap efektif pada seluruh subvarian Omicron.

Menurut data WHO, BA.2 sekarang berkontribusi pada satu dari lima kasus Omicron baru di seluruh dunia.

Kasus tercatat belum tentu cerminkan jumlah riil

Sementara itu, pimpinan teknis Covid-19 dari WHO, Maria Van Kerkhove, menyatakan bahwa telah terjadi penurunan tingkat pengujian di seluruh dunia. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah kasus global yang tercatat tidak mencerminkan penyebaran virus yang sebenarnya.

Maria mengkhawatirkan peningkatan kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan secara global dalam waktu 6 minggu berturut-turut.

"Kita perlu berhati-hati dalam menafsirkan tren penurunan ini secara berlebihan," katanya.

Tren kasus kematian global yang meningkat

Jumlah kasus kematian global akibat Covid-19 mengalami peningkatan selama seminggu terakhir. Per Kamis, (17/2), situs worldometer mencatat, terjadi 11.216 kasus kematian di seluruh dunia, meningkat cukup signifikan dibandingkan pada Minggu (13/2) di angka 6.729 kasus.

Menurut data WHO, wilayah Mediterania Timur, mencakup Timur Tengah, melaporkan kematian paling banyak. Diikuti oleh wilayah Pasifik Barat di urutan kedua.

Di Indonesia sendiri, kasus kematian akibat covid-19 juga mengalami peningkatan dalam seminggu terakhir, mulai di angka 111 pda Minggu (13/2) hingga naik bertahap mencapai 206 kematian per hari hari di Kamis (17/2).

Related Topics