NEWS

Hari Hutan Sedunia 2022, Sertifikasi Produk Kehutanan Jadi Perhatian

Perlu sertifikasi untuk produk kehutanan ramah lingkungan

Hari Hutan Sedunia 2022, Sertifikasi Produk Kehutanan Jadi PerhatianMatahari terbit di atas hutan hujan dan kanal di kepulauan Aru, Provinsi Maluku, Indonesia. Shutterstock/Stephane Bidouze
21 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hari Hutan Sedunia diperingati pertama kali pada tanggal 21 Maret 2013 berdasarkan resolusi PBB pada 28 November 2012. Peringatan ini akan dirayakan setiap tahunnya untuk saling berbagi mengenai visi misi kehutanan dan kaitannya dengan perubahan iklim di seluruh dunia serta strategi yang harus dilakukan.

Adapun tema Hari Hutan Sedunia 2022, yaitu Hutan dan Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan. Tema tersebut fokus kepada kelestarian kayu-kayu secara berkelanjutan untuk kehidupan bersama.

Bertepatan dengan Hari Hutan Sedunia, Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB University, Prof. Herry Purnomo menyatakan perlunya peran masyarakat dalam pengelolaan hutan berkelanjutan. Salah satunya, dengan menggunakan produk kehutanan yang bersertifikat guna memastikan berasal dari praktik yang lestari.

"Dari masyarakat secara umum sebenarnya sangat penting, tidak hanya dari orang-orang kehutanan, tetapi dari masyarakat secara umum. Karena produk kehutanan mengikuti pembeli, kalau pembeli ingin bersertifikat, yang mengelola hutan itu akan mencoba sertifikasi seluruh produknya," kata Herry, dikutip dari ANTARA, Senin (21/3).

Memastikan produk berasal dari praktik yang lestari

Ilustrasi hutan tropis.
Ilustrasi hutan tropis. (Pixabay/Atlantios)

Prof. Herry menuturkan, salah satu peran masyarakat, yakni menggunakan produk kehutanan yang bersertifikat, hal tersebut guna memastikan produk tersebut berasal dari praktik yang lestari.

"Tidak hanya dari orang-orang kehutanan, tetapi dari masyarakat secara umum. Karena produk kehutanan mengikuti pembeli, kalau pembeli ingin yang bersertifikat, pengelola hutan itu akan mencoba sertifikasi semua produknya," katanya.

Menurutnya, masyarakat dapat berperan dengan menggunakan produk-produk bersertifikat, seperti mebel dan kertas. "Kita bukan hanya netral-netral saja dari segi konsumen. Kita harus memilih, mulai dari kertas atau mebel, kalau bisa bersertifikat," ujarnya.

Dengan adanya keinginan masyarakat untuk produk kehutanan bersertifikat, pengelola hutan akan melakukan sertifikasi dan mengikuti kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari.

Guna mendorong masyarakat agar menggunakan produk kehutanan bersertifikat, dibutuhkan keberpihakan dari tokoh-tokoh dan berbagai kantor pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Misalnya, dengan memberikan contoh menggunakan berbagai produk kehutanan yang memiliki sertifikat.

Dia mencontohkan, beberapa sertifikat produk berkelanjutan antara lain Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang dikeluarkan pemerintah, ekolabel, dan sertifikat internasional Forest Stewardship Council.

Related Topics