NEWS

IDEC 2023 Dorong Inovasi Teknologi Industri Kesehatan Gigi

Membuka pasar potensial di Asia.

IDEC 2023 Dorong Inovasi Teknologi Industri Kesehatan GigiOpening ceremony IDEC 2023/Instagram idec.indonesia
18 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pameran dagang dan konferensi internasional kedokteran gigi terbesar di Indonesia, Indonesia Dental Exhibition & Conference (IDEC) bertema “The Transformation of Dental Health Resiliency”, menjadi momentum strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi dan alat kesehatan di Indonesia, khususnya kesehatan mulut dan gigi. Pameran yang digelar pada 15-17 September 2023 ini juga mendorong inovasi teknologi kedokteran gigi di Tanah Air.

Gelaran event berkonsep Business to Business (B2B) yang ketiga kalinya ini diselenggarakan oleh Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) berkolaborasi dengan Koelnmesse Pte.Ltd dan PT Traya Eksibisi Internasional. Sebanyak 250 brands dari 14 negara hadir dan ada paviliun nasional dari tiga negara, yaitu Jerman, Cina, dan Korea Selatan. 

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia mengapresiasi terlaksananya IDEC 2023. Agenda ini sejalan dengana agenda Kementerian Kesehatan RI, yakni Transformasi Kesehatan yang salah satunya berfokus pada penanganan masalah kesehatan pada gigi dan mulut.

“Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan yang banyak berpengaruh di beberapa negara dan individu di seluruh dunia dan jumlah terus meningkat karena pengaruh gaya hidup, makanan, dan hambatan dalam mendapatkan akses pelayanan gigi. Ini tidak bisa dianggap remeh karena bisa berisiko pada kematian,” kata Lucia dalam keterangan pers, dikutip Senin (18/9).

Penyelenggaraan IDEC, menurutnya memiliki 3 aspek penting yang diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia yaitu dalam bentuk 3A, yakni Accessibility, Availability dan Affordability.

 Accessibility, adanya aksesibilitas atau kesempatan akses beragam produk teknologi kesehatan gigi berkualitas tinggi sehingga tidak membuat pasien harus pergi ke luar negeri untuk berobat. Availability, adanya ketersediaan produk kesehatan maupun obat-obatan gigi yang cukup. Affordability¸ adanya keterjangkauan harga dalam memenuhi layanan dan pengobatan kesehatan gigi dan mulut. 

Managing Director & Vice President Asia-Pacific, Mathias Kuepper mengatakan, kehadiran tiga  paviliun nasional ini memberikan kegairahan dan optimisme yang tinggi dari exhibitor luar negeri terhadap pasar di Indonesia. 

Hal ini juga menandakan bahwa IDEC telah menjadi agenda penting dan strategis bagi pelaku industri kedokteran gigi dan memperluas pemasaran di Indonesia.

Mengenalkan tren teknologi terbaru

Mathias mengatakan, IDEC 2023 menghadirkan beragam produk dan layanan gigi terbaiknya, mulai dari teknologi kedokteran gigi canggih seperti pencetakan 3D dan sistem CAD/CAM hingga alat pendidikan dan solusi telemedis. 

“Sebagai perpanjangan tangan International Dental Exhibition and Meeting (IDEM) yang akan digelar pada April 2024 di Singapura, IDEC berperan penting dalam menjembatani kesenjangan antara perusahaan internasional yang ingin memasuki pasar Indonesia,” ujarnya.

Berbagai teknologi dipamerkan, di antaranya Lilivis Scan dari Korea Selatan, yang memperkenalkan pemindai intraoral yang ringan, cepat, dan akurat. Produk ini merupakan salah satu inovasi dalam ‘Kedokteran Gigi Digital.’

Ada pula Biocetec dari Korea Selaran yang menampilkan teknologi kawat gigi berbahan keramik (ceramic bracket/bio ceramic technology). Selain itu, Rogen Dental dari Cina juga ikut memamerkan set produk untuk kedokteran gigi, produk Rogen Dental sebelumnya populer digunakan di Vietnam dan Thailand. 

Dari Jerman ada Exocad dengan DentalCAD 3.1 Rijeka yang menawarkan keunggulan desain restorasi gigi yang lebih cepat dan intuitif. 

70 persen alat kedokteran gigi masih impor

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), drg. Usman Sumantri, MSc, mengakui  masih 70 persen alat kesehatan di bidang kedokteran gigi masih impor, namun kehadiran IDEC memberikan peluang besar dan stimulan bagi pelaku bisnis produk lokal menciptakan sesuatu yang baru dan menyamakan standar kualitas dengan produk-produk teknologi dari luar.

“Sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mewujudkan kemandirian farmasi, IDEC 2023 diharapkan dapat menjadi stimulan bagi para pelaku industri kesehatan gigi lokal untuk belajar dari negara-negara maju dan mengadaptasikannya sesuai dengan konteks permasalahan di Indonesia,” ujarnya.

Kendati Indonesia dari sisi pengembangan teknologi masih belum bisa bersaing dengan negara-negara lain, kabar baiknya kualitas para dokter gigi di tanah air tak kalah dari negara lain. Hal itu dikarenakan dokter gigi yang beroperasi di Indonesia telah melewati kompetensi yang terstandarisasi yang dipayungi oleh PB PDGI.

Pentingnya peningkatan kompetensi bagi dokter gigi menjadi target penting bagi IDEC 2023. Oleh karena itu, gelaran ini juga menyuguhkan 26 seminar ilmiah oleh 29 narasumber ahli. Seminar membahas berbagai tema, di antaranya Management of Deep Margin Defects, Dental Treatment Management for Geriatric Patients dan Integration of Laser in Clinical Practice.

“Seminar-seminar untuk meningkatkan kompetensi juga memperkuat ekosistem para dokter gigi Indonesia agar bisa bersaing di pasar bebas 2025 dan menghadapi tantangan masyarakat yang semakin kompleks lantaran didominasi oleh kalangan usia produktif dan lansia,” kata Diono.

Related Topics