NEWS

Ada Varian Covid-19 Baru, 14 Kasus Orthrus Ditemukan di Indonesia

Kasus pertama Orthrus dilaporkan pada 11 Oktober 2022.

Ada Varian Covid-19 Baru, 14 Kasus Orthrus Ditemukan di IndonesiaGlobal Covid-19. (Pixabay/Kollsd)
22 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat masuknya Covid-19 subvarian Omicron CH.1.1 atau Orthrus di Indonesia. Saat ini, kasus konfirmasi Orthrus mencapai 14.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M. Syahril, mengatakan (21/2) kasus pertama Orthrus dilaporkan pada 11 Oktober 2022. 

Syahril memerinci 10 kasus berasal dari Provinsi DKI Jakarta, dan empat kasus lainnya berasal dari Lampung, Riau, dan Jawa Barat.

Seorang pasien adalah perempuan berusia 46 yang sudah menerima vaksin booster. Penyelidikan epidemiologi terhadapnya tidak bisa dilanjutkan karena yang bersangkutan tidak tinggal pada alamat yang diberikan. Hal tersebut telah disampaikan ke pengurus desa dia tinggal, dan pasien saat ini dinyatakan sembuh.

Pasien kedua adalah perempuan berusia 22 dengan status vaksinasi: booster lebih dari 6 bulan. Gejalanya ringan tanpa komorbid. Dia telah selesai melaksanakan isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh.

Ketiga, laki-laki berusia 47, dan pasien keempat perempuan berusia 37. Keduanya saat ini sedang dalam proses penyelidikan epidemiologi.

“Sejak Desember 2022 [kami] ada satu pasien. Januari tambah 5 pasien, jadi total saat ini ada 6 pasien. Gejala pada pasien ini, 4 di antaranya tidak bergejala dan dua pasien dengan gejala ringan,” ujarnya.

Varian ini pertama muncul di India

Pada tingkatan global, Orthrus dilaporkan muncul pertama kali di India pada Juli 2022. Hingga 18 Januari 2023, telah dilaporkan ada lebih dari 12.000 kasus di 66 negara, dengan kasus terbanyak di Inggris, Denmark, Singapura, dan Selandia Baru.

Orthrus masuk dalam kategori variants under monitoring (VuM) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu garis keturunan dari varian BA 2.75. Artinya, varian ini dicurigai memiliki karakteristik virus yang memicu risiko pada masa mendatang.

“Saat ini Kementerian Kesehatan juga terus melakukan pemantauan terhadap Varian Orthrus ini, baik di tingkat nasional maupun daerah, meskipun dan sampai saat ini belum menyebabkan kenaikan kasus. Kendati demikian, kami akan terus lakukan pemantauan” kata Syahril.

Dinilai lebih cepat menular

Kedua varian virus memiliki karakteristik lebih cepat menular dibandingkan dengan subvarian sebelumnya. Selain itu juga masih belum cukup bukti yang menunjukkan tingkat kesakitan dan kematian akibat Orthrus lebih parah dari subvarian sebelumnya.

Meski, kasus Covid-19 varian kraken dan Orthrus terlaporkan di Indonesia, sampai saat ini perkembangan Covid-19 di Indonesia masih terkendali.

Masyarakat tetap diimbau untuk segera melengkapi diri dengan vaksin lengkap hingga booster, termasuk booster kedua untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang masa perlindungan. Dengan vaksinasi, tingkat kesakitan dan kematian akibat Covid-19 bisa ditekan.



 

Related Topics