NEWS

Menhub Targetkan Studi Kelayakan LRT Bali Rampung April 2024

Prosesnya telah berlangsung sejak Januari 2023.

Menhub Targetkan Studi Kelayakan LRT Bali Rampung April 2024Menhub Budi Karya Sumadi (kiri) bertemu dengan Wakil Menteri Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Sangwoo Park (kanan), Selasa (9/1). (Dok. Kemenhub)
11 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, bertemu dengan Wakil Menteri Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan, Sangwoo Park, Selasa (9/1), demi membahas upaya penyelesaian studi kelayakan atau feasibility study (FS) dan pembiayaan pembangunan transportasi massal Light Rail Transit (LRT) di Bali.

Dalam pertemuan tersebut, pemerintah mengundang Korea Selatan untuk bekerja sama membangun proyek transportasi massal berbasis rel pertama yang ada di Bali. Studi kelayakan dilakukan oleh Korea National Railways (KNR) dengan pembiayaan grant dari Korea Exim Bank.

“[Studi kelayakannya] sudah dimulai pada Januari 2023 lalu, dan kami targetkan studinya sudah selesai pada April 2024,” kata Budi melalui keterangan resmi yang dikutip Kamis (11/1).

Budi Karya mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen membangun transportasi massal perkotaan untuk mengatasi permasalahan kemacetan di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya di Bali.

“Kami akan fokus untuk memulai pembangunan LRT Bali Tahap 1 yaitu dari Bandara Ngurah Rai hingga Central Park,” ujar Budi Karya.

Dia berharap KNR yang memiliki pengalaman dan reputasi yang baik sebagai perusahaan kereta api di Korsel dapat mendukung upaya penyelesaian studi kelayakan sesuai tenggat waktu.

“Pengerjaan [studi kelayakan] ini bukanlah suatu yang mudah, karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan mulai dari teknis, finansial, dan institusional,” katanya.

Pembiayaan LRT Bali masih terus dibahas

Terkait dengan pembiayaannya, Budi Karya menyatakan pemerintah masih terus membahas berbagai skema pinjaman, di antaranya via official development assistance (ODA) loan maupun public private partnership (PPP).

“Kami meminta dukungan penuh pemerintah Korsel kepada pihak Eximbank, KNR, dan pihak terkait lainnya, sehingga Bali dapat menikmati transportasi massal yang lebih baik,” katanya.

Di sektor udara, dia juga mengajak Korea untuk meningkatkan frekuensi penerbangan langsung (direct flight) dari Korea ke Indonesia, khususnya ke Batam dan Bali. Selain itu, Budi Karya juga mengharapkan kerja sama pengelolaan Bandara Batam dengan pihak Incheon dari Korea dapat ditingkatkan.

Dalam kunjungan tersebut, Budi Karya juga bertemu dengan CEO Korea National Railway (KNR) Mr. Hanyoung Kim dan CEO Korea Exim Bank Mr. Hee-Seung Yoon.

Dia juga mengunjungi depo kereta bawah tanah (underground) di Seoul.

Related Topics