NEWS

Ribuan Ton Beras Serbu Pasar Cipinang Demi Stabilkan Harga

Kontribusi permintaan beras nasionalnya 27 persen.

Ribuan Ton Beras Serbu Pasar Cipinang Demi Stabilkan HargaKepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat meninjau ketersedian beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Senin (7/11). (Dok. NFA)
by
08 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah memfokuskan program untuk menstabilkan harga beras nasional pada Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Alasannya, pasar itu berkontribusi terhadap permintaan beras nasional hingga 27 persen. 

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, pasokan beras dengan harga yang lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) akan terus digalakkan. Salah satu caranya, dengan inisiatif ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) BULOG. Diharapkan langkah tersebut akan ikut membantu pemenuhan permintaan pasar.

“Langkah ini akan terus dilakukan untuk memastikan harga beras kembali stabil. Sebagai tahap awal, BULOG akan menyediakan 2.000 ton beras untuk disuplai ke PIBC,” kata Adi dalam keterangannya, Senin (7/11).

Pemerintah melancarkan penyaluran beras medium dengan harga Rp8.900 per kilogram untuk menstabilisasi harga beras di tingkat konsumen. Akan hal HET beras medium, pemerintah menetapkan kisaran Rp9.450–Rp 10.250 per kilogram sesuai dengan pembagian zonasi.

Aksi penyaluran ke PIBC itu merupakan bagian dari upaya mengendalikan inflasi pangan karena inflasi Oktober 2022 mendapat sumbangsih 0.03 persen dari beras, berdasarkan atas data Badan Pusat Statistik (BPS).

Dengan tingginya permintaan beras di Pasar Cipinang, NFA secara paralel akan memobilisasi stok beras dari Sulawesi Selatan sekitar 6.000 ton dan dari Nusa Tenggara Barat 9.800 ton. Kemudian, BULOG akan mengalokasikan 14.000 ton di sekitar DKI Jakarta untuk stok, yang akan membuat “Jakarta akan kelebihan stok,” ujar Adi.

Penyebab tingginya harga beras

Menurut Arief, salah satu titik fokus NFA saat ini adalah mengendalikan harga beras. Pasalnya, dengan semakin tingginya konsumsi, kenaikan biaya produksi, dan distribusi, harga beras niscaya juga akan terkerek. Untuk itu, perlu ada aksi-aksi intervensi guna menstabilkan kembali harga komoditas pokok tersebut.

NFA tengah mendorong peningkatan cadangan pangan beras BULOG 1 juta–1,2 juta ton hingga akhir Desember 2022. “Seperti yang sering kita laporkan kepada Presiden, kita harus top up cadangan beras BULOG agar kuota KPSH bisa ditingkatkan dan keamanan pangan kita lebih terjamin. Perlu diketahui, stok beras nasional saat ini 6,6 juta ton,” ujarnya.

Menurut Arief, kolaborasi stabilisasi harga beras ini sejalan dengan arahan Joko Widodo yang menginginkan semua stakeholder pangan berkolaborasi untuk memastikan stabilitas stok dan harga pangan sebagai upaya mengendalikan inflasi.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan NFA, harga rata-rata nasional beras medium per 5 November 2022 mencapai Rp11.166 per kilogram, dengan harga tertinggi di provinsi Papua Barat Rp13.500 per kilogram dan terendah Rp9.685 per kilogram di provinsi Sulawesi Selatan.

Related Topics