NEWS

Serikat Petani Duga Wabah PMK Akibat Maraknya Impor Daging Sapi

Impor daging naik 35,83 persen dari tahun sebelumnya.

Serikat Petani Duga Wabah PMK Akibat Maraknya Impor Daging SapiWarga membeli daging di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (2/4/2022). ANTARA FOTO/Umarul Faruq
by
13 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Serikat Petani Indonesia (SPI) menduga Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di dalam negeri berasal dari impor daging sapi yang meningkat beberapa waktu terakhir.

Ketua Umum SPI Henry Saragih mengatakan, Indonesia sudah bebas PMK sejak tahun 90-an. Namun, virus ini kembali muncul seiring dengan meningkatnya impor daging sapi.

"Virus PMK ini muncul diduga karena impor daging, sapi, dan ternak lainnya dari luar yang meningkat dari negara-negara yang masih ada zonasinya wabah PMK, " kata Henry dalam pernyataannya, Kamis (12/5).

Ada kenaikan impor daging

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kenaikan impor sapi. Pada 2021 impor daging sapi sebesar 273,53 ribu ton, jumlah itu naik 22,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 223,42 ribu ton.

“Nilai impor daging sapi pun naik menjadi US$948,37 juta atau sekitar Rp13,64 triliun pada 2021 (kurs Rp14.388). Jumlah ini naik 35,83 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar US$698,18 juta," katanya.

Henry menuturkan, kebijakan impor ini pun didukung Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“UU No.41/2014 ini semakin memperluas kebijakan importasi ternak di tengah ketergantungan pada impor ternak dan produk ternak yang sudah tinggi.  Pemberlakuan sistem zona tersebut merugikan hak masyarakat untuk hidup sehat, sejahtera, aman, dan nyaman dari bahaya penyakit menular dari hewan ataupun produk hewan yang dibawa karena proses impor dari zona yang tidak aman,” tuturnya.

Menurutnya, pemerintah seharusnya melindungi peternak dalam negeri. Hal ini sejaln dengan janji Presiden Joko Widodo dalam membangun kedaulatan pangan.

Pencegahan penularan

Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI Qomarun Najmi menyampaikan, untuk memastikan apakah dari daging atau ternak hidup harus dilihat strain virus yang ada pada daging atau ternak.

"Misalnya strain virus PMK di India sudah teridentifikasi kemudian nanti kalau strain virus di Indonesia sama dengan India berarti asalnya dari India. Artinya tetap harus ada yang bertanggung jawab terhadap munculnya PMK," tuturnya.

Oleh karenanya, penting bagi pemerintah melakukan serangkaian pencegahan karena virus ini sangat mudah menular. "Pencegahannya perlu melakukan penjagaan ketat kemungkinan terkontaminasi dari luar seperti ada kendaraan penggunaan air, mengingat penyebarannya dimungkinkan melalui aliran sungai," katanya.

PMK menurutnya tidak menular ke manusia. PMK disebabkan virus spesifik sehingga kemungkinan menular kepada manusia sangat kecil. Ada laporan menular kepada manusia tapi sangat kecil, ini bisa diantisipasi dengan memasak daging dengan sempurna.

Related Topics