Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Tambang batu bara ilegal di IKN.png
Ilustrasi tambang batu bara (Dok. Kementerian ESDM)

Intinya sih...

  • Ekspor batu bara Indonesia turun 21,09 persen menjadi US$11,97 miliar pada semester I-2025.

  • Nilai ekspor besi-baja naik 9,79 persen menjadi US$13,79 miliar dengan volume meningkat dari 10,29 juta ton menjadi 11,30 juta ton.

  • Ketiga komoditas unggulan (batu bara, CPO, besi-baja) menyumbang 28,97 persen dari total ekspor Indonesia pada paruh pertama tahun ini senilai US$135,41 miliar.

Jakarta, FORTUNE - Kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia menunjukkan dinamika pada paruh pertama 2025. Di tengah melonjaknya ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk besi-baja, ekspor batu bara justru mengalami penurunan baik dari sisi nilai, volume, maupun harga.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, menyampaikan nilai ekspor batu bara sepanjang Januari–Juni 2025 mencapai US$11,97 miliar, anjlok 21,09 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang mencapai US$15,17 miliar.

Dari sisi volume dan harga, ekspor komoditas batu bara juga merosot masing masing 6,33 persen dan 15,95 persen secara tahunan. Secara volume turun dari 196,55 juta ton menjadi 184,19 juta ton, dan nilai dari US$77,24 per ton menjadi US$64,99 per ton.

“Sehingga nilai ekspor batu bara turun 21,09 persen secara kumulatif,” ujar Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/8).

Baja dan CPO jadi penopang

Berbanding terbalik dengan batu bara, ekspor besi dan baja justru meningkat. Nilainya mencapai US$13,79 miliar, tumbuh 9,79 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu (US$12,55 miliar). Volume ekspor juga meningkat dari 10,29 juta ton menjadi 11,30 juta ton. Meskipun harga rata-rata per ton sedikit turun dari US$1.221,19 menjadi US$1.217,84, lonjakan volume menjadi faktor utama pertumbuhan nilai ekspor.

Sementara itu, ekspor CPO dan turunannya mencatat pertumbuhan paling mencolok. Nilainya menembus US$11,43 miliar, naik signifikan 24,91 persen dari semester I-2024 yang sebesar US$9,16 miliar. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan volume ekspor sebesar 2,69 persen dan lonjakan harga sebesar 22,21 persen—dari US$861,65 menjadi US$1.053,03 per ton.

Kontribusi komoditas unggulan dan performa ekspor nasional

Secara keseluruhan, ketiga komoditas unggulan tersebut, batu bara, CPO, serta besi dan baja menyumbang 28,97 persen dari total ekspor Indonesia pada paruh pertama tahun ini. Total ekspor Indonesia pada Januari–Juni 2025 mencapai US$135,41 miliar, naik 7,70 persen dari periode sama pada tahun lalu yang mencapai US$125,73 miliar.

Untuk Juni saja, ekspor nasional mencapai US$23,44 miliar, tumbuh 11,29 persen secara tahunan. Namun, ekspor migas pada bulan yang sama justru turun 9,85 persen menjadi hanya US$1,11 miliar.

Tiga negara tujuan utama ekspor non-migas Indonesia masih ditempati oleh Cina, Amerika Serikat, dan India, yang secara kumulatif menyumbang sekitar 41,34 persen dari total ekspor non-migas.

Nilai ekspor non-migas ke Cina mencapai US$29,31 miliar, yang utamanya terdiri atas besi dan baja, bahan bakar mineral serta nikel, dan barang dari padanya.

Amerika Serikat menyumbang US$14,79 miliar yang terdiri atas mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorinya atau rajutan.

Sementara itu, India berkontribusi US$8,97 miliar, yang terdiri atas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, serta besi dan baja.

Editorial Team