Jakarta, FORTUNE - Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25—4,50 persen dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) periode Maret 2025.
Para anggota FOMC mengambil keputusan tersebut dengan suara bulat, setelah pada akhir 2024 memangkas suku bunga acuan sebesar satu persen.
Ketua Fed, Jerome Powell, menyatakan kebijakan awal pemerintahan Presiden Donald Trump, termasuk penerapan tarif impor secara luas, telah memperlambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan mendorong inflasi lebih tinggi dalam jangka pendek. Kondisi ini pun kian menambah ketidakpastian ekonomi.
Dengan meningkatnya kekaburan akibat perubahan kebijakan, harga-harga diperkirakan akan naik lebih cepat dari prediksi awal. Faktor utama yang mendorong hal ini adalah rencana Trump mengenakan bea masuk terhadap produk impor dari mitra dagang utama AS.
"Sulit untuk memperkirakan bagaimana dampaknya akan berkembang," ujar Powell seperti dikutip dari laporan Reuters pada Rabu (19/3).
Ia mengakui sentimen pasar yang cenderung negatif, terutama karena ketidakpastian kebijakan yang diterapkan sejak awal pemerintahan Trump, yang berdampak luas pada perekonomian.
Meskipun demikian, Powell menegaskan indikator ekonomi masih menunjukkan ketahanan. Tingkat pengangguran saat ini mencapai 4,1 persen, sementara pasar tenaga kerja tetap stabil.
Para pejabat Fed juga masih memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga hingga setengah persen pada akhir tahun, sejalan dengan perlambatan ekonomi dan penurunan inflasi.