NEWS

Kelangkaan Bahan Baku Picu Penurunan PMI Manufaktur Juli 2021

PMI Manufaktur Indonesia turun ke angka 40,1 pada Juli 2021.

Kelangkaan Bahan Baku Picu Penurunan PMI Manufaktur Juli 2021Ilustrasi Kegiatan Ekspor Impor. (ShutterStock/WeerasakSaeku)
10 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kelangkaan bahan baku industri otomotif menjadi salah satu penyebab turunnya PMI Manufaktur Juli. Pasalnya, industri tersebut tak pernah menyimpan bahan baku produksi hingga berbulan-bulan.

"Salah satu dari banyak alasan kenapa PMI kita turun ke 40,1 ini adalah sektor otomotif yang tidak bisa mendapatkan bahan baku. Sektor otomotif ini kan tidak menaruh stok terlalu banyak, (bergantung) apa yang akan diproduksi," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8).

Meski demikian, Agus memastikan pemerintah telah menyiapkan dukungan bagi industri untuk dapat meningkatkan kinerja di tengah peningkatan kasus Covid-19. Salah satunya melalui pemberian insentif PPnBM untuk sektor otomotif.

Aturan mengenai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) juga menjadi salah satu instrumen atau senjata untuk mendukung peningkatan industri dalam negeri. Diharapkan TKDN 9 ribu produk dapat tersertifikasi sehingga lebih mudah terserap pasar dalam negeri.

"Kita sertifikasi dan itu semua ditanggung oleh pemerintah. Dengan demikian, industri dalam negeri bisa terserap melalui e-katalog. Karena wajib kalau sudah 40%, TKDN dibeli kementerian/lembaga maupun BUMN," katanya.

Selain itu, ada pula kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menjadi bagian untuk menyukseskan substitusi impor 35% pada 2022. "Ini kita kelola agar bisa mendukung produk yang dihasilkan dari dalam negeri," jelas Agus.

Sebagai informasi, PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2021 mengalami penurunan ke angka 40,1 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 53,5. Kontraksi ini merupakan yang pertama kali setelah PMI Manufaktur Indonesia mengalami ekspansi selama sembilan bulan berturut-turut.

Di samping itu, penurunan PMI Manufaktur pada Juli 2021 juga merupakan yang terdalam sejak Juni 2020 (39,1), meski masih jauh dibandingkan PMI Manufaktur saat diberlakukan PSBB (27,5 pada April 2020). 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan peningkatan kasus Covid-19 telah menekan aktivitas manufaktur nasional. Secara terperinci,  penurunan disebabkan oleh berkurangnya output dan permintaan baru karena terhambatnya produksi dan permintaan. 

Kemudian, permintaan ekspor baru tercatat menurun untuk pertama kali sejak empat bulan terakhir. Ini menunjukkan permintaan di level global juga sedang menurun seiring penyebaran virus korona varian Delta di beberapa negara.

Related Topics