NEWS

Kronologi Bentrok di Smelter GNI yang Berujung 3 Korban Tewas

Serikat pekerja tuntut penerapan K3 sesuai UU.

Kronologi Bentrok di Smelter GNI yang Berujung 3 Korban TewasSmelter PT GNI. (dok. PT GNI)
16 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bentrok antar karyawan dan petugas keamanan di smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (14/1) malam mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka.

Insiden berawal dari unjuk rasa Serikat Pekerja Nasional (SPN) PT GNI, pada pukul 06.00 WITA, di Pos 4 dan Pos 5 area smelter tersebut. Mereka protes lantaran dalam pertemuan dengan manajemen GNI—yang difasilitasi Disnaker Kabupaten Morowali Utara pada Jumat (13/1)—sejumlah tuntutan yang mereka ajukan belum terpenuhi dan tidak berujung kesepakatan.

Mengutip Antara, peristiwa tersebut menyebabkan kemacetan di sekitar akses perusahaan karena 300 karyawan PT GNI melakukan mogok kerja. Selain menyampaikan protes, mereka juga mengajukan delapan tuntutan terkait kesejahteraan dan keselamatan pekerja.

Tuntutan itu antara lain perusahaan wajib menerapkan prosedur K3 sesuai perundang-undangan, pemberian alat pelindung diri (APD) lengkap kepada pekerja, penghentian pemotongan upah yang sifatnya tidak jelas, dan menghentikan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

Selain itu, massa aksi juga menuntut perusahaan mempekerjakan kembali anggota SPN yang kontraknya diputus akibat mogok kerja serta meminta kejelasan hak untuk keluarga almarhum Made dan almarhum Nirwana Selle. 

Namun, PT GNI hanya menyetujui tujuh dari delapan tuntutan yang diajukan karyawan.

Kronologi kericuhan 

Pada pukul 21.20 WIB, bentrokan pertama dilaporkan terjadi di PT GNI. Kericuhan bermula di lokasi parkir Dump Truck yang mengakibatkan tercetusnya penganiayaan terhadap pekerja WNI oleh pekerja berkewarganegaraan asing (TKA).

Bentrokan lalu meluas hingga ke Smelter 2. Massa yang ricuh saling lempar batu hingga pukul 22.00 WITA. Massa juga membakar alat berat dan mobil serta diduga menjarah di mes pekerja.

Tim gabungan yang dipimpin Kapolres Morowali Utara membubarkan massa pada 15 Januari sekitar pukul 02.15 WITA. 

Polisi kemudian menangkap sedikitnya 69 orang usai bentrokan. Mereka diduga melakukan provokasi dan diduga terlibat dalam perusakan di dalam area perusahaan.

“Pasca-kericuhan sebanyak 69 orang kita amankan dan untuk perkembangan terakhir situasi di lokasi bentrokan sudah kondusif,” ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Didik Supranoto dalam konferensi pers.

Terdapat tiga korban jiwa yang terdiri dari dua pekerja lokal dan satu TKA. Selain itu, tiga orang mengalami luka-luka.

Meski demikian, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan upaya dialog, dengan dipimpin kapolres Morowali Utara, terus dilakukan usai bentrokan terjadi. "Saat ini terus dilakukan dialog, dipimpin kapolres dan Pemkab Morowali Utara, serta para pihak terkait," kata Dedi saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (16/1).

Upaya dialog tersebut menghadirkan berbagai pihak terlibat, seperti dari serikat buruh dan perusahaan.

Smelter meledak

Smelter PT GNI diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2021 dengan investasi Rp42,9 triliun dan kapasitas produksi hingga 1,8 juta ton per tahun. Fasilitas itu diyakini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas nikel di dalam negeri. 

Namun, pada Kamis (22/12), smelter itu meledak dan terbakar sekitar pukul 03.00 WITA. Ledakan ini menyebabkan dua karyawan yang bertugas sebagai operator alat berat di smelter meninggal dunia akibat ledakan.

Dalam keterangannya, Ketua Federasi Serikat Pekerja Nasional Indonesia (FSPNI) Kabupaten Morowali Utara, Asrudin Rongka, menyampaikan bahwa ada dugaan pelanggaran K3 di PT GNI, sehingga terjadi kecelakaan kerja dan menelan korban jiwa

Related Topics