NEWS

Peringatan Bank Dunia: Harga Minyak Global Bakal Naik ke US$100

Ketegangan Timur Tengah picu kekhawatiran pasokan minyak.

Peringatan Bank Dunia: Harga Minyak Global Bakal Naik ke US$100Ilustrasi Bank Dunia/Shutterstock Bumble Dee
26 April 2024

Fortune Recap

  • Bank Dunia memperingatkan pecahnya konflik di Timur Tengah dapat mengerek harga minyak ke US$100 per barel.
  • Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat, memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak mentah.
  • Harga minyak turun 4 persen karena investor mengabaikan kemungkinan perang lebih luas di wilayah tersebut, tetapi situasi global masih rentan.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Dunia memperingatkan pecahnya konflik di Timur Tengah dapat memicu lonjakan harga minyak menuju US$100 per barel. Hal ini tentu bakal mengerek Inflasi dan memicu kenaikan Suku Bunga dalam jangka panjang.

CNBC melansir, Jumat (26/4), bahwa ketegangan di Timur Tengah mulai memanas pada awal bulan ini ketika Israel dan Iran saling melakukan serangan. Peningkatan aksi agresif tersebut mendongkrak kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak mentah sebagai dampaknya.

Pemerintah di Yerusalem dan Teheran tampaknya telah memutuskan untuk tidak melakukan eskalasi lanjutan setelah saling melancarkan serangan langsung di wilayah masing-masing untuk pertama kalinya. Harga minyak telah turun hampir 4 persen dari level tertinggi baru-baru ini karena investor mengabaikan kemungkinan perang yang lebih luas di wilayah tersebut.

Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill, memperingatkan situasi global yang dihantui dengan ketidakpastian.

“Dunia berada pada momen yang rentan: guncangan energi yang besar dapat menghambat kemajuan dalam penurunan inflasi selama dua tahun terakhir,” kata dia.

Dalam laporan Bank Dunia, harga minyak bisa mencapai rata-rata US$102 per barel jika konflik melibatkan satu atau lebih produsen minyak di Timur Tengah sehingga mengakibatkan gangguan pasokan hingga 3 juta barel per hari. Guncangan harga sebesar ini dapat menghambat upaya untuk menekan inflasi.

Related Topics