Jakarta, FORTUNE - Strava merilis Year In Sport: Trend menjelang akhir 2025. Laporan tahunan ini menegaskan satu hal: Gen Z kini menjadi motor utama “pergerakan” global. Mereka meninggalkan layar, beralih ke dunia nyata, dan bergerak lebih banyak dari generasi mana pun.
Di tengah tren tersebut, teknologi kecerdasan buatan justru hadir bukan untuk membuat aktivitas lebih pasif, melainkan mendorong pengguna untuk lebih aktif. AI membantu bergerak, tapi tetap kita yang paling mengenal tubuh sendiri. Sebanyak 4 persen responden kini menggunakan AI sebagai pelatih cerdas untuk berolahraga, dan Gen Z menjadi kelompok yang paling banyak memanfaatkannya dibanding generasi lain.
Dua fitur memimpin tren ini: Workout Insights dari Runna dan Athlete Intelligence milik Strava. Teknologi AI juga memperkuat cara atlet berlatih.
Strava mengandalkan fitur Routes berbasis komunitas yang memunculkan rekomendasi rute personal setiap 19 detik. Sementara Runna melihat pola latihan pelari global, termasuk pengguna yang berlatih maraton dengan empat sesi lari per minggu dan memilih Jumat sebagai hari pemulihan, hari dengan aktivitas paling sedikit.
Dengan menganalisis miliaran aktivitas pengguna global serta survei terhadap 30.000 responden, Strava menemukan bahwa Gen Z telah menggeser prioritas hidup mereka. Generasi ini mulai menjauhi kebiasaan pasif seperti scrolling media sosial dan beralih ke aktivitas nyata seperti berlari, berjalan, bertanding di race berbagai jarak, hingga mengikuti klub lari.
Mereka bahkan menempatkan aktivitas fisik sebagai prioritas utama, termasuk saat berlibur. Gen Z mengalokasikan pengeluaran lebih besar untuk kebugaran dibanding untuk kencan. Sepanjang tahun ini, total 14 miliar kudos dibagikan. Ini menjadi simbol bahwa koneksi sosial kini berada di lintasan lari, bukan linimasa media sosial.
“Lebih dari setengah Gen Z berencana untuk lebih sering menggunakan Strava pada 2026, sementara sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa penggunaan Instagram dan TikTok akan tetap sama atau justru berkurang,” ujar Michael Martin, CEO Strava, dalam keterangan resmi. Ia menambahkan, Gen Z mencari pengalaman nyata, dan Strava berkomitmen menjaga pengguna tetap terhubung dan bergerak bersama.
