Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi mobil Tesla (Unsplash/@teslafansch)

Jakarta, FORTUNE - Tesla menghentikan penerimaan pesanan baru untuk kendaraan Model S dan Model X di Cina. Melansir Reuters (14/4), langkah ini diambil di tengah meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Model S dan Model X merupakan kendaraan buatan Amerika Serikat yang diimpor langsung ke Cina. Kini, keduanya tidak lagi tersedia untuk dipesan melalui situs resmi Tesla maupun akun mini program WeChat milik perusahaan di negara tersebut. Hingga saat ini Tesla belum memberikan pernyataan resmi terkait penghentian pemesanan tersebut.

Meski tidak menyampaikan alasan secara langsung, keputusan ini muncul di tengah memanasnya konflik dagang kedua negara. Pada Jumat, pemerintah Cina menaikkan tarif impor terhadap produk asal AS menjadi 125 persen. Kenaikan ini merupakan respons atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya menaikkan tarif terhadap barang-barang Cina hingga 145 persen.

Tarif tinggi dari AS berdampak besar terhadap harga ritel kendaraan impor di pasar Cina. Para analis juga memperkirakan Harga mobil-mobil tersebut kini jauh lebih mahal dibandingkan kendaraan listrik buatan lokal.

Kekhawatiran Tesla

Tesla khawatir bahwa perang dagang yang dipicu oleh Presiden Donald Trump berpotensi menimbulkan kerugian signifikan bagi perusahaan tersebut. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Jamieson Greer, Tesla menegaskan dukungannya terhadap prinsip perdagangan yang adil.

Namun, mereka juga memperingatkan bahwa pelaku ekspor dari AS “rentan terhadap dampak yang tidak proporsional ketika negara lain menanggapi tindakan perdagangan AS."

"Contohnya, tindakan perdagangan AS sebelumnya telah memicu reaksi langsung oleh negara-negara yang menjadi sasaran, termasuk peningkatan tarif pada kendaraan listrik yang diimpor ke negara tersebut," demikian isi surat bertanggal 11 Maret, seperti dilaporkan oleh kantor berita Jerman dpa. Pemerintah Trump diketahui pernah memberlakukan tarif tambahan yang memicu balasan dari sejumlah negara, termasuk Kanada dan Uni Eropa.

Tesla juga menyoroti bahwa meskipun produksi dalam negeri meningkat, perusahaan tetap bergantung pada pasokan bahan baku dan komponen tertentu dari luar negeri. "Tindakan perdagangan tidak boleh (dan tidak perlu) bertentangan dengan tujuan untuk terus meningkatkan dan mendukung manufaktur dalam negeri," lanjut isi surat tersebut.

Menurut laporan dari Financial Times, surat itu tidak ditandatangani, dan sejumlah narasumber menyebutkan bahwa tidak ada karyawan Tesla yang bersedia mengambil risiko pemecatan karena mengirimkan surat itu.

Tesla saat ini memiliki fasilitas produksi tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di Cina dan Jerman. CEO Elon Musk diketahui memiliki hubungan dekat dengan Trump selama kampanye pemilihan presiden. Trump bahkan pernah menunjuk Musk sebagai penasihat dalam upaya memangkas belanja negara dan menyederhanakan jumlah pegawai di instansi pemerintah dan kebijakan inimenuai kontroversi.

Dampak produksi

Editorial Team

Tonton lebih seru di