Pengumuman PHK ini menyusul laporan keuangan tahunan Nissan yang dirilis pada Selasa (13/5). Perusahaan otomotif asal Jepang ini memperkirakan rugi bersih antara 700 hingga 750 miliar yen (setara US$4,74 miliar hingga US$5,08 miliar).
Hal ini menandai salah satu tahun terberat bagi Nissan dalam satu dekade terakhir. CEO baru Nissan, Ivan Espinosa, menyebut kondisi tersebut sebagai peringatan keras bagi perusahaan.
"Hasil keuangan tahunan kami adalah sebuah peringatan keras. Realitasnya sangat jelas, yaitu biaya variabel kami meningkat, dan biaya tetap kami lebih tinggi dari pendapatan yang saat ini bisa kami hasilkan," ungkap Espinosa dalam konferensi pers di Yokohama, mengutip Reuters, Selasa (13/5).
Hingga akhir Maret 2024, Nissan mempekerjakan lebih dari 133.000 orang secara global. Namun, tekanan di pasar Amerika Serikat dan China membuat perusahaan kesulitan mempertahankan performa.
Di Amerika Serikat, Nissan tertinggal dalam tren kendaraan hibrida dan kehilangan keunggulan awal di pasar mobil listrik. Sementara itu, di China, penjualan terus menurun di tengah persaingan ketat.
Tak hanya itu, perusahaan juga menghadapi tantangan eksternal lain. Mulai dari tingginya tarif impor dari Amerika Serikat hingga dominasi produsen mobil listrik asal China di Asia Tenggara dan wilayah lain.