Volvo Akan PHK 800 Karyawan Akibat Kebijakan Trump

- Volvo Group PHK 800 karyawan di AS akibat kebijakan tarif Trump.
- Karyawan yang terdampak PHK bekerja di bidang fasilitas Mack Trucks di Pennsylvania serta dua lokasi Volvo Group lain.
- Kondisi pasar yang tidak menentu membuat perusahaan harus mengambil langkah sulit ini.
Jakarta, FORTUNE - Volvo Group, produsen kendaraan asal Swedia, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 800 karyawan di Amerika Serikat (AS) dalam waktu tiga bulan ke depan.
Keputusan ini berkaitan dengan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Hal itu menciptakan ketidakpastian dalam pasar dan menghambat permintaan kendaraan berat.
Menurut pernyataan dari Volvo Group Amerika Utara, perusahaan telah menginformasikan kepada para pekerja. Sekitar 550 hingga 800 karyawan akan terkena dampak dari PHK ini.
Mereka yang terdampak bekerja pada bagian fasilitas Mack Trucks di Macungie, Pennsylvania. Selain itu, terdapat dua lokasi Volvo Group lainnya di Dublin, Virginia dan Hagerstown, Maryland.
Volvo Group yang merupakan bagian dari perusahaan induk AB Volvo di Swedia diketahui mempekerjakan hampir 20.000 orang di kawasan Amerika Utara. Namun, kondisi pasar yang terus berubah dan tidak menentu membuat perusahaan harus mengambil langkah sulit tersebut.
"Pesanan truk tugas berat terus terpengaruh secara negatif oleh ketidakpastian pasar tentang tarif angkutan dan permintaan, kemungkinan perubahan peraturan, dan dampak tarif," kata juru bicara Volvo Group Amerika Utara melalui email, sebagaimana dikutip Reuters pada Rabu (23/4).
Ia menambahkan, "Kami menyesal harus mengambil tindakan ini, tetapi kami perlu menyesuaikan produksi dengan berkurangnya permintaan untuk kendaraan kami."
Langkah PHK mencerminkan tekanan yang dirasakan sektor otomotif. Penerapan tarif Trump terhadap komponen otomotif tertentu menimbulkan kenaikan biaya produksi, sehingga perusahaan harus menyesuaikan kapasitas produksi dengan permintaan pasar yang melemah.
Kebijakan Trump yang menargetkan berbagai produk impor telah mengguncang sistem perdagangan global yang selama ini stabil selama lebih dari tujuh dekade.
Akibat dari pendekatan proteksionis ini, kepercayaan pelaku usaha dan konsumen di AS menurun drastis. Para ekonom pun mulai menaikkan estimasi mereka terhadap potensi terjadinya resesi ekonomi di Amerika Serikat.
Dengan latar belakang tersebut, keputusan Volvo Group untuk mengurangi tenaga kerja menjadi simbol nyata dari dampak kebijakan perdagangan proteksionis terhadap sektor industri dan tenaga kerja di AS.