Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi petani panen tebu (IDN Times/Istimewa)
Ilustrasi petani panen tebu (IDN Times/Istimewa)

Intinya sih...

  • Pemerintah siapkan Rp1,5 triliun untuk serap gula petani melalui BUMN pangan

  • Penyerapan diharapkan menjaga semangat petani dan mendukung target swasembada gula nasional

  • Harga gula konsumsi masih kompetitif, rata-rata Rp15.170 per kg

Jakarta, FORTUNE - Menyambut puncak panen gula kristal putih (GKP) yang diperkirakan berlangsung pada Juli dan Agustus, pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp1,5 triliun demi menyerap produksi petani melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan. Langkah tersebut diambil demi menjaga kestabilan harga dan memberi kepastian pasar bagi para petani tebu di tengah lonjakan produksi.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan dana tersebut akan digunakan membeli gula petani dengan harga minimal sesuai harga acuan pembelian (HAP) yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp14.500 per kilogram (kg).

“BUMN pangan dalam rangka menyiapkan cadangan pangan pemerintah (CPP) harus menyerap gula produksi petani kita. Dana sebesar Rp1,5 triliun akan digunakan untuk membeli gula petani, minimal Rp14.500 per kilo,” kata Arief dalam keterangan resmi, Kamis (3/7).

Penyerapan ini diharapkan mampu menjaga semangat petani dalam berproduksi dan mendukung target swasembada gula nasional.

Stok gula dalam CPP saat ini mencapai 46.000 ton, terdiri dari 40.000 ton di ID FOOD dan 6.000 ton di Perum Bulog. Sementara itu, proyeksi produksi GKP menunjukkan lonjakan signifikan pada Juli dan Agustus, masing-masing diperkirakan mencapai 602,2 ribu ton dan 615,4 ribu ton.

Berdasarkan laporan proyeksi pangan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau FAO, produksi gula Indonesia 2024/2025 kemungkinan akan mencapai 2,6 juta ton — tertinggi kedua di ASEAN setelah Thailand (10 juta ton), dan melampaui Filipina (1,8 juta ton) serta Vietnam (1,1 juta ton).

Harga gula masih kompetitif

Harga rata-rata gula konsumsi di tingkat petani per 2 Juli 2025 mencapai Rp15.170 per kg, atau 4,62 persen di atas HAP. Harga terendah terjadi di Yogyakarta pada Rp14.500, sementara tertinggi di Jawa Timur dengan Rp15.450 per kg. Arief berharap harga tersebut tetap terjaga agar petani tetap mendapatkan keuntungan layak.

“Kita harus jaga supaya petani happy dan semangat nandur [menanam]. BUMN harus serap, pabrik swasta juga harus bantu. Minimal harganya Rp14.500,” kata Arief.

Pada kesempatan sama, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan komitmen pemerintah terhadap pemenuhan pangan nasional berbasis produksi dalam negeri. Ia menyoroti pentingnya peningkatan rendemen tebu guna menekan ketergantungan pada impor.

“Belum genap delapan bulan, kita sudah umumkan tidak impor beras, tidak impor jagung, dan semoga tahun ini tidak impor gula konsumsi,” ujar Sudaryono.

Ia juga mengajak seluruh pelaku usaha gula, dari kecil hingga besar, untuk bersatu mencapai swasembada.

 

Editorial Team