Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Menkeu, Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, pada Jumat (13/9). (dok.Kemenkeu)

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tingginya inflasi yang bersumber dari komoditas berupa harga energi atau harga pangan akan mengancam pemulihan, terutama dari sisi daya beli rumah tangga. Hal itu diperparah dengan berkecamuknya perang antara Rusia dan Ukraina yang turut mengganggu rantai suplai global.

Sialnya, perempuan selalu menjadi pihak yang paling terdampak atas berbagai risiko tersebut. Sebab, menurut Sri Mulyani, sebagian besar pekerja di sektor rumah dan sektor sosial didominasi oleh perempuan.

"Jadi pandemi memiliki implikasi asimetrik terhadap perempuan daripada laki-laki. Dan jika perempuan menderita juga berimplikasi pada anak mereka. Dan karena itu lah sebenarnya mengatasi kesulitan dan juga memulihkan ekonomi akan berimplikasi lebih baik juga bagi perempuan," ujarnya dalam webinar bertajuk Financial Inclusion and Women MSMEs, Rabu (16/3) malam.

Dalam konteks tersebut, lanjut Bendahara Negara, pemerintah juga melihat bahwa pemulihan yang dibutuhkan ke depan adalah pemulihan pemulihan ekonomi yang lebih setara terutama dari perspektif gender. 

Hal ini penting sebab, merujuk studi  McKinsey Global Institute, kesetaraan gender dapat meningkatkan PDB Global hingga 11 persen atau senilai US$12 triliun—sangat signifikan dan dibutuhkan dalam pemulihan ekonomi. "Bukan demi pertumbuhan ekonomi itu sendiri tetapi karena kami memahami bahwa hal itu akan memberikan dan juga menciptakan manfaat yang lebih baik terutama bagi perempuan dan anak," tuturnya.

Tak hanya itu, jika seluruh dunia dapat sepenuhnya menyadari potensi perempuan, implikasinya bagi ekonomi global bahkan lebih signifikan, yakni mencapai US$26-28 triliun atau 26 persen dari PDB dunia. 

"Ini akan cukup kuat untuk menggabungkan apa yang sedang dikontrak oleh pandemi dalam 3 tahun terakhir," imbuh mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

S perempuan

Editorial Team