Peningkatan Sektor Parekraf Dengan Pengembangan Ekonomi Syariah 

Ekonomi syariah punya market besar untuk dikembangkan.

Peningkatan Sektor Parekraf Dengan Pengembangan Ekonomi Syariah 
Ilustrasi Pariwisata Syariah. (Dok. Kemenparekraf)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung pengembangan keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia untuk meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). Hal ini ditujukan demi hasil yang berkualitas dan berkelanjutan sehingga bermanfaat bagi masyarakat dalam menggerakkan roda ekonomi serta lapangan kerja.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan keuangan dan ekonomi syariah merupakan tren global yang punya potensi perkembangan pesat di dalam negeri. "Saya lihat sendiri, ekonomi syariah ini market-nya besar," ujarnya dalam acara ‘Sosialisasi Strategi Brand Ekonomi Syariah’ secara daring, Rabu (4/8).

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pada 2020, total aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp1.801,40 triliun atau meningkat 22,71% year-on-year. Hasil ini menjadi bukti bahwa ekonomi keuangan syariah Indonesia memiliki ketahanan dan kinerja yang baik di tengah pandemi. 

Parekraf syariah pun diharapkan dapat menjadi salah satu sektor yang memperkuat perekonomian syariah di tanah air. Sektor ini menjadi salah satu bagian penting dalam ekosistem syariah yang tengah diwujudkan oleh pemerintah. Hal ini tertuang dalam laporan prospek keuangan syariah Indonesia 2021 yang disampaikan OJK. 

Untuk itu, Sandiaga mengajak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berperan dalam pengembangan sektor parekraf yang berkualitas, ramah muslim, serta ramah ramah keluarga. "Wisata ramah muslim ini bukan berarti islamisasi destinasi wisata. Melainkan ini adalah suatu layanan tambahan yang ramah untuk semua orang dan menjadi inovasi yang dapat menambah peluang usaha dan membuka lapangan kerja," ujarnya.

Direktur Utama KNEKS, Ventje Rahardjo, mengatakan Indonesia berpotensi besar menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Namun, literasi dan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai keuangan dan ekonomi syariah masih rendah.

“Untuk menuju ke sana masih banyak tantangan, masih sedikit masyarakat kita yang mengetahui apa itu ekonomi dan keuangan syariah. Oleh karena itu, kita ingin mendorong agar literasi ini semakin kuat,” kata Ventje.

Memperjelas bentuk kerja sama antara Kemenparekraf/Baparekraf dan KNEKS, Fadjar Hutomo, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, mengatakan konten-konten media seperti buku, musik, film, games, dan aplikasi digital dapat dimanfaatkan untuk memperluas publikasi dan sosialisasi dari brand keuangan dan ekonomi syariah.

Fadjar juga berpendapat, pertumbuhan usaha ramah muslim terjadi di sektor ekonomi kreatif, terutama di bidang fesyen, kuliner, dan kriya. “Maka jika kita berbicara tentang kuliner, fesyen, dan kriya, tidak mungkin tidak beririsan dengan produk-produk halal. Begitu pula dengan hotel dan biro perjalanan wisata,” katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan