SHARIA

Expo 2020 Dubai, Indonesia Jaring Kolaborasi Industri Halal

Optimalisasi peluang industri halal masih terbuka lebar

Expo 2020 Dubai, Indonesia Jaring Kolaborasi Industri HalalExpo 2020 Dubai/Dok. TravelAge West
25 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, Expo 2020 Dubai merupakan ajang strategis bagi sektor industri di Tanah Air agar berkolaborasi dengan para pelaku bisnis internasional. Dalam kesempatan itu, Kemenperin mengangkat keunggulan dan peluang investasi di Indonesia melalui penyelenggaraan Business Forum pada 22––28 Oktober 2021.

Ia menyebutkan, setidaknya terdapat tiga sektor terkait industri manufaktur dengan peluang kolaborasi yang terbuka lebar. Tiga sektor tersebut berfokus pada penerapan industri 4.0, pengembangan kawasan industri, serta optimalisasi peluang industri halal.

"Masih terdapat peluang besar serta ruang luas untuk bekerja sama dengan para investor dalam mengembangkan sektor industri melalui pendekatan tiga kebijakan tersebut," ujar Menperin, Sabtu (23/10).

Menurutnya, Indonesia harus fokus pada pengembangan industri halal. Sebab sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia perlu mengambil peran dalam industri yang berkembang pesat ini.

"Apalagi, negara-negara yang memakai dan memproduksi produk halal terbesar tidak hanya didominasi oleh negara Muslim," ujar Agus.

Berkaca pada Negara Tetangga

Dia mencontohkan negara tetangga yang sudah lebih dahulu melangkah. Misalnya, Thailand yang memiliki pusat riset halal mutakhir. Demikian pula Brasil yang merupakan produsen terbesar makanan dan minuman halal.

Tentu dengan bertambahnya populasi Muslim dunia yang diprediksi mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030, terdapat potensi pasar halal global. Pada 2019, angka ini mencapai 2,02 triliun dolar AS, terutama untuk produk makanan, farmasi, kosmetik, fashion, wisata, dan sektor ekonomi syariah lainnya.

"Indonesia sangat berpeluang mengembangkan industri halal, terutama pada sektor makanan dan minuman, fashion, farmasi, dan kosmetik," ucapnya.

Sementara, Kemenperin telah mendirikan Kawasan Industri Halal dengan infrastruktur yang terjamin demi memproduksi produk halal, sesuai Sistem Jaminan Produk Halal. Saat ini telah terdapat tiga kawasan industri halal.

Perkembangan Industri Syariah di Indonesia

Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir, mengatakan pengembangan ekonomi syariah mulai memperlihatkan hasil. Salah satu indikasinya, pertumbuhan ekonomi syariah yang dibawa Bank Syariah Indonesia (BSI) lebih tinggi dibandingkan bank Himbara.

"Ini merupakan kesempatan yang luar biasa, bila berkenan Bapak Presiden, kami juga ingin mengajukan terobosan sistem bagi hasil yang selama ini dianggap lebih mahal sedikit daripada bunganya," ucapnya, saat peringatan Hari Santri Nasional dan Peluncuran Logo Baru MES di Jakarta, Jumat (22/10).

Dia mengatakan, MES berupaya menjalankan arahan Presiden Joko Widodo untuk terus meningkatkan industri jasa keuangan syariah. Pihaknya puni berkolaborasi dengan sejumlah pihak, mulai dari Kementerian Agama, Kementerian Investasi, BUMN, dan organisasi massa, dalam mengakselerasi peningkatan sektor industri syariah.

"Kami dan Kemenag telah menginisiasi Islamic Finance Summit 2021 bertema Driving The Growth of The Halal Industry in The New Normal Economy. Karena memang kita sebagai negara Muslim terbesar ingin industri halal dan juga ekonomi syariah menjadi pemain yang bisa menyeimbangkan ekonomi," ujarnya.

Erick menyampaikan MES juga terus mendorong program dalam mendukung pengembangan ekonomi pesantren dan santri dengan menggandeng Bank Indonesia mengadakan Indonesia International Halal Fair. 

Bersama Kementerian Investasi, lanjut Erick, juga telah memberikan sertifikasi halal gratis bagi UMKM, menggelar webinar nasional wakaf produktif, dan menggandeng Pertamina dalam program Pertashop di 323 pondok pesantren.

Related Topics