SHARIA

Lelang Sukuk Negara Tembus Rp46 Triliun

Nilai nominal SBSN yang dimenangkan mencapai Rp5 triliun.

Lelang Sukuk Negara Tembus Rp46 TriliunIlustrasi sukuk. Shutterstock/Nor Sham Soyod
06 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah menyerap dana Rp5 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp46,06 triliun.

Surat berharga yang dilelang meliputi seri SPN-S 06042022 (new issuance), PBS031 (reopening), PBS032 (reopening), PBS029 (reopening), PBS004 (reopening), dan PBS028 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Dikutip dari ANTARA, Rabu (6/10), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target Rp5 triliun. Dengan lelang tersebut, maka realisasi penerbitan sukuk negara periode Januari-September 2021 telah mencapai Rp215,19 triliun, berikut ini perinciannya.

Sukuk masih laris manis

Untuk seri SPNS06042022, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,81 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 6 April 2022 ini mencapai Rp5,63 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 2,81 persen dan tertinggi 2,9 persen.

Untuk seri PBS031, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,19667 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 ini mencapai Rp10,29 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,19 persen dan tertinggi 4,41 persen.

Untuk seri PBS032, jumlah dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,92929 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 ini mencapai Rp4,57 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,9 persen dan tertinggi 5,09 persen.

Untuk seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,35 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp11,47 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,35 persen dan tertinggi 6,6 persen.

Untuk seri PBS004, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,4 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Februari 2037 ini mencapai Rp8,03 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,4 persen dan tertinggi 6,54 persen.

Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,97857 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp6,05 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,97 persen dan tertinggi 7,1 persen.

Rapor lelang sukuk sepanjang 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Senin (4/10), lelang pada 5 Oktober menjadi lelang edisi ke-18 pada tahun ini. Tercatat hingga awal September pemerintah telah melakukan 17 kali lelang sukuk sepanjang tahun 2021. 

12 Januari. Pada lelang sukuk perdana ini, pemerintah berhasil menghimpun penawaran sebesar Rp24,27 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan sebanyak Rp11,3 triliun. Jumlah penawaran mengalami penurunan pada lelang edisi 26 Januari 2021. Pemerintah mengumpulkan penawaran Rp23,341 triliun dan menyerap Rp9 triliun di antaranya. 

9 Februari. Jumlah penawaran yang masuk mengalami perbaikan setelah pemerintah menghimpun Rp26,1 triliun. Dari angka tersebut, pemerintah memenangkan sebanyak Rp12 triliun. 

23 Februari. Kembali mengalami penurunan setelah mengumpulkan penawaran sebanyak Rp24,23 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memutuskan untuk menyerap dana sebesar Rp4,99 triliun. 

9 Maret. Pemerintah mencatatkan hasil penawaran sebanyak Rp17,975 triliun. Dari jumlah itu, pemerintah menyerap sebesar Rp4,495 triliun. 

23 Maret. Pemerintah menghimpun penawaran sebesar Rp17,164 triliun dengan penyerapan senilai Rp6,39 triliun. 

6 April. Hasil lelang ini mencatatkan angka penawaran terendah sepanjang 2021 dengan Rp14,55 triliun dan diserap sebesar Rp7,34 triliun. 

20 April. Hasil penawaran menunjukkan perbaikan setelah pemerintah menghimpun sebanyak Rp17,9 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap sebesar Rp7,36 triliun.

4 Mei. Berhasil menghimpun penawaran sebesar Rp19,9 triliun yang Rp10 triliun diantaranya diserap oleh pemerintah.

2 Juni. Pemerintah mencatatkan penawaran Rp44,64 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap sebanyak Rp11 triliun.

16 Juni. Pemerintah mencatatkan penawaran lelang senilai Rp46,67 triliun yang diserap sebanyak Rp10 triliun.

29 Juni 2021. Lelang mencatatkan total penawaran sebesar Rp48,68 triliun dengan serapan Rp12,5 triliun. 

13 Juli. Pemerintah mencatatkan penawaran Rp51,10 triliun dengan penyerapan Rp12,5 triliun.

27 Juli. Membukukan hasil penawaran tertinggi sepanjang 2021 dengan Rp56,69 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap dana sebanyak Rp13,15 triliun. 

10 Agustus. Hasil lelang kembali menurun dengan penawaran Rp51,65 triliun. 

24 Agustus. Pemerintah mengumpulkan penawaran sebanyak Rp52,46 triliun dengan serapan Rp9 triliun.

7 September. Penawaran kembali naik pada lelang sukuk ini, pemerintah menghimpun dana sebesar Rp56,6 triliun. 

21 September. Terhimpun penawaran sebanyak Rp45,37 triliun yang diserap sebesar Rp6,1 triliun.

Related Topics