SHARIA

Pertumbuhan Bank Syariah Kalahkan Bank Konvensional Selama Pandemi

Perbankan syariah diprediksi akan terus tumbuh.

Pertumbuhan Bank Syariah Kalahkan Bank Konvensional Selama PandemiShutterStock/JOAT
by
01 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Selama pandemi COVID-19, perbankan syariah mengalami pertumbuhan aset hingga 15,87 persen. Sementara perbankan konvensional, pertumbuhannya hanya 8,25 persen dalam periode sama. Begitu catatan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). 

“Ini sumber optimisme sehingga bisa melihat ke depan pada pasca-COVID. Saat ini proses recovery masih berlangsung dan akan jadi momentum yang baik bagi perbankan syariah untuk tumbuh lebih besar dan kembali tumbuh seperti pra-covid,” kata Deputi Direktur KNEKS, Luqyan Tamanni, saat bincang daring bertajuk Transformasi Digital Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah, Rabu (1/12).

Saat pandemi berlangsung, penyaluran pembiayaan tertahan karena tingkat konsumsi masyarakat juga tidak meningkat. Karenanya, mesin pertumbuhan dari sektor ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), “karena sebagian besar orang simpan uang dan tidak berbelanja,” ujarnya.

Sejak wabah merebak hingga kuartal III-2021, pertumbuhan DPK perbankan syariah 16,5 persen, dan pembiayaan syariah 7,3 persen. Untuk sektor perbankan konvensional, DPK tumbuh 8,9 persen dan penyaluran pembiayaan hanya 0,2 persen pada periode sama.

Kendati begitu, total aset perbankan syariah Rp631,54 triliun atau 6,5 persen dari total aset bank konvensional.

Potensi pasar digital bagi ekonomi syariah

Akan hal potensi pasar digital bagi ekonomi syariah, Luqyan mengatakan kaum milenial dan Gen-Z telah mendominasi populasi penduduk Indonesia atau 60 persen, dan lebih dari 98 persen milenial terhubung dengan internet. “Sekarang ini bonus demografi dari sisi ekonomi ini sangat penting,” ujarnya.

Menurutnya, tren digital telah mengubah pola pikir banyak orang sehingga gaya hidup dengan gawai menjadi semacam keharusan. Keuangan dan perbankan syariah pun harus memanfaatkannya.

Ia berharap proses digitalisasi akan terus meningkatkan jumlah orang yang tergabung dalam ekonomi syariah. “Kita atur semuanya keuangan berlomba-lomba untuk tawarkan layanan  digital,” katanya.

Tak hanya muslim, ekonomi syariah dapat dimanfaatkan oleh non-muslim

Sistem ekonomi syariah bukan hanya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat muslim, tapi juga masyarakat nonmuslim, ujarnya.

“Memang Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia yang dengan modal ini ditambah dengan kesadaran masyarakat muslim akan pentingnya berekonomi secara syariah dalam kehidupan sehari-hari, akan mampu mengeksploitasi besar-besaran seluruh jasa dan produk perbankan dan keuangan syariah,” dia bilang.

Related Topics