Jakarta, FORTUNE - Industri fintech syariah global diproyeksikan terus bertumbuh pesat, dengan nilai pasar yang diperkirakan mencapai US$ 306 miliar pada 2027 dengan CAGR 17,3 persen, sebagaimana dilaporkan dalam The Global Islamic Fintech Report 2023/24. Di Indonesia, pasar fintech syariah diprediksi mencapai US$ 11,8 miliar pada 2027 dengan CAGR 14,1 persen, menegaskan potensi besar sektor ini dalam mendorong inklusi keuangan berbasis prinsip syariah.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa outstanding pembiayaan fintech peer-to-peer (P2P) syariah di Indonesia mencapai Rp1,22 triliun per November 2024. Sementara itu, securities crowdfunding (SCF) syariah mendominasi pasar efek dengan pangsa 53,2 persen, menyalurkan dana sebesar Rp733 miliar sepanjang 2024 menurut data ALUDI. Hal ini menunjukkan daya tarik ekosistem fintech syariah sebagai alternatif pembiayaan yang kompetitif dan berdaya saing.
Ketua Umum AFSI, Ronald Yusuf Wijaya, menyampaikan bahwa tahun 2024 menjadi momentum penting bagi industri fintech syariah di Indonesia.
"Dengan regulasi yang semakin matang dan inovasi yang terus berkembang, kami optimistis bahwa tahun 2025 dan seterusnya akan menjadi era pertumbuhan yang lebih kuat. AFSI berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam pengembangan industri melalui kolaborasi strategis, edukasi, dan advokasi kebijakan," katanya dalam keterangan, dikutip Selasa (4/2).