Imbas Masalah Rantai Pasok, Saham Apple dan Tesla Kompak Melorot

Produksi manufaktur di Cina bisa terhambat sampai Februari.

Imbas Masalah Rantai Pasok, Saham Apple dan Tesla Kompak Melorot
Ilustrasi pabrik Tesla. Shutterstock/Michael Vi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Saham dua raksasa teknologi Amerika Serikat, yakni Apple dan Tesla, kompak melemah di tengah isu rantai pasok akibat kebijakan karantina wilayah demi mengendalikan Covid-19 di Cina.

BBC melansir, Kamis (29/12), bahwa saham Apple telah mencapai titik terendahnya sejak Juni 2021. Kemudian, nilai saham Tesla anjlok 73 persen dari rekor tertinggi pada November 2021. Diduga saham kedua perseroan ini jatuh karena meningkatnya kekhawatiran tentang penundaan lini produksinya di Cina.

Apple dan Tesla telah berjuang untuk mempertahankan produksinya di Cina di tengah pembatasan kegiatan terkait pengendalian Covid-19 selama berminggu-minggu. Di sisi lain, karantina wilayah itu berujung pada krisis pekerja.

Pemerintah Cina mengumumkan bakal mencabut aturan karantina ketat bagi para turis pada Januari 2023. Hal tersebut dianggap pertanda positif bagi banyak investor. Pasalnya, masalah rantai pasok akan sedikit mereda mulai tahun depan.

Namun, investor global juga berhati-hati menjelang kenaikan suku bunga tambahan, perlambatan ekonomi global, dan perang di Ukraina. Mengingat lonjakan kasus Covid-19 di Cina, analis mengatakan produksi akan membutuhkan waktu untuk sekali lagi mengalami peningkatan.

“Pabrik-pabrik akan mengalami kekurangan tenaga kerja setidaknya selama 4-6 minggu saat gelombang [Covid] melewati daerah produksi mereka, dan tentunya sebagian besar pekerja migran akan kembali ke desa asal mereka untuk Tahun Baru Imlek pada akhir Januari,” kata Kepala Ekonom di The Economist Intelligence Unit, Simon Baptist. "Produksi tampaknya tidak mungkin kembali normal di China hingga akhir Februari."

Gangguan produksi

Toko Apple di Shanghai, Tiongkok dipadati orang-orang yang mengantre untuk membeli gadget terbaru perusahaan tersebut. Shutterstock/TonyV3112

Penundaan produksi telah melanda Foxconn, perusahaan yang menjadi pemasok Apple, pada awal tahun ini menyusul kerusuhan di pabrik Zhangzhou yang dikenal sebagai "Kota iPhone."

Di sisi lain, laporan media pekan ini menyebutkan pabrik manufaktur Tesla di Shanghai telah memangkas produksi karena kasus infeksi Covid-19 yang meningkat. 

Para analis mengatakan penjualan Tesla yang melambat terbukti dari fakta bahwa perusahaan telah menawarkan diskon kepada pelanggan Cina dan Amerika Utara.

Investor juga menyuarakan keprihatinan tentang CEO Tesla, Elon Musk, yang telah berulang menjadi berita karena kontroversinya. Dia mengambil alih Twitter pada Oktober setelah pertarungan hukum yang berlarut-larut. Sejak saat itu, Musk telah memfokuskan sebagian besar waktunya untuk menjalankan platform media sosial.

Beberapa analis memperkirakan langkah Elon yang lebih berfokus pada Twitter sebagai alasan lain jatuhnya harga saham Tesla. Mereka mengatakan saat ini pria itu perlu membangun kembali kepercayaan investor dan anggota dewan direksi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar