Jumlah Pekerja Industri Blockchain Indonesia Tumbuh Positif

Keahlian khusus kian dibutuhkan.

Jumlah Pekerja Industri Blockchain Indonesia Tumbuh Positif
Konsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan industri blockchain yang positif, terlebih bila ditengok dari kondisi para pekerjanya. Dengan kondisi industri yang tengah berkembang pesat, kebutuhan akan tenaga kerja berbakat masih terbuka lebar.

Dalam laporan LinkedIn dan bursa kripto OKX bertajuk “2022 Global Blockchain Talent Report”, pekerja industri blockchain secara global telah meningkat 76 persen ketimbang tahun lalu. Indonesia menduduki peringkat kedelapan yang memiliki pertumbuhan positif tersebut.

Menurut laporan, tingkat pertumbuhan pekerja blockchain Indonesia 43 persen, tepat berada di bawah Bulgaria (52 persen), serta di atas Polandia (24 persen) dan bahkan Cina (12 persen).

Menanggapi laporan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, menyatakan pertumbuhan terjadi meski pasar tengah memasuki fase penurunan dalam jangka berkepanjangan atau crypto winter.

"Dalam situasi industri blockchain di Indonesia saat ini, sedang terjadi bottle neck, dengan pertumbuhan bisnis sangat pesat, tapi ketersedian talenta yang terbatas. Banyak startup blockchain dalam negeri yang berlomba-lomba untuk mencari talenta terbaik. Di sisi lain, menemukan bakat blockchain itu sulit," kata Harmanda, dalam keterangan kepada media, dikutip Senin (22/8).

Ketersediaan talenta

Enkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery

Blockchain tergolong teknologi paling berkembang di dunia saat ini, menurut Harmanda. Akan tetapi, sulit untuk menemukan bakat tepat dengan keterampilan penguasaan atas tools dan regulasi baru dalam blockchain. Pasalnya, blockchain dan aset kripto jelas merupakan industri yang rumit serta menghendaki keahlian khusus. 

“Kami di asosiasi melihat siapa pun bisa memiliki kesempatan bekerja di industri ini. Artinya dia harus memiliki kemauan dan inovatif untuk mengimbangi perkembangan industri yang tumbuh pesat," kata Harmanda.

COO Tokocrypto itu menyebut salah satu posisi yang menjanjikan di industri ini adalah blockchain developer. Pun begitu, ada sejumlah keterampilan yang secara umum mesti dipahami oleh calon pekerja blockchain, di antaranya pemahaman tentang teknologi blockchain itu sendiri, kriptografi, dan kontrak pintar (smart contract).

Calon pekerja itu mesti memiliki kemauan kuat untuk belajar serta keterbukaan untuk beradaptasi.

Demi menyiasati kekurangan pekerja blockchain, Harmanda mengatakan tak sedikit perusahaan yang mulai menggelar program khusus, seperti internship maupun bootcamp. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity