Usai Raih Rp3,8T dari Jual Link Net, Ini Rencana Bisnis First Media

Perusahaan akan fokus pada bisnis media dan konten.

Usai Raih Rp3,8T dari Jual Link Net, Ini Rencana Bisnis First Media
Ilustrasi TV digital. (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT First Media Tbk resmi menyelesaikan penjualan dan pengalihan seluruh kepemilikan sahamnya di PT Link Net Tbk ke Axiata Investments dan PT XL Axiata Tbk. Entitas bisnis grup Lippo ini lantas mengantongi dana Rp3,83 triliun dari pelepasan saham tersebut.

Menurut manajemen First Media, dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (24/6), perseroan telah menuntaskan transaksi pengalihan dengan jumlah 798,97 juta saham atau mewakili 29,04 persen dari saham Link Net.  

“First Media akan menggunakan dana dari transaksi ini untuk memperkuat struktur keuangannya,” begitu keterangan First Media dalam situs resmi perusahaan.

Pada saat bersamaan, Asia Link Dewa Pte Ltd juga melakukan penjualan 1,01 miliar saham atau 36,99 persen dari seluruh saham di Link Net ke Axiata Investments dan XL Axiata. Dengan begitu, total jumlah saham yang ditransaksikan oleh First Media dan Asia Link Dewa adalah 1,82 miliar saham yang mewakili 66,03 persen saham Link Net.

Manajemen First Media mengatakan Credit Suisse Group AG dan Deutsche Bank AG Jakarta Branch bertindak sebagai penasihat keuangan untuk perseroan. Sedangkan, Credit Suisse Group AG bertindak sebagai penasihat keuangan untuk ALD

Rencana bisnis

Peralatan penyiaran di stasiun televisi. Shutterstock/Cooler8

First Media akan menggunakan dana transaksi ini termasuk untuk melunasi fasilitas pinjaman yang ada, serta untuk berinvestasi dalam bisnis yang prospektif melalui anak perusahaan.

“Dengan industri digital yang telah menjadi lanskap bisnis baru di dunia dan pertumbuhan eksponensial konsumsi media digital di Indonesia, First Media berfokus dalam mengembangkan bisnis di bidang media, pembuatan konten, dan penyiaran televisi digital,” demikian keterangan manajemen perusahaan berkode KBLV ini.

First Media pun menyampaikan optimismenya akan kemampuannya untuk berkembang dan bersaing di industri media dan digital. Terlebih, itu didukung oleh sumber daya yang telah diiliki oleh perseroan dan anak perusahaan, yakni talent, kapasitas redaksional, branding serta media untuk konten.

Laporan keuangan First Media menunjukkan per Maret 2022 perusahaan ini rugi Rp62,88 miliar, atau meningkat 86,1 persen ketimbang rugi Rp33,79 miliar pada periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sedangkan, aset perusahaan ini mencapai Rp4,56 triliun.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat artikel ini ditulis harga saham KBLV mencapai Rp272 per saham. Dalam enam bulan terakhir, saham perseroan sudah turun 59,70 persen, dan secara tahunan terkoreksi 55,41 persen.

Akuisisi

Shutterstock_Triawanda Tirta Aditya

Di lain sisi, Perusahaan telekomunikasi Axiata Group Berhad dan PT XL Axiata Tbk resmi menuntaskan saham Link Net dengan nilai Rp8,72 triliun, Rabu (22/6). Usai akuisisi, Axiata dan XL Axiata masing-masing menggengam 46,03 persen dan 20,00 persen saham Link Net. Dengan begitu, total kepemilikan Axiata atas saham Link Net melalui Axiata Investment sdan XL setelah akuisisi adalah 58,33 persen.

Untuk selanjutnya, Axiata Investments, anak perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki Axiata, akan melakukan penawaran tender wajib untuk membeli 33,97 persen saham Link Net yang tersisa sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Rencananya, penawaran tender wajib ini akan selesai pada kuartal ketiga tahun ini.

“Penyelesaian akuisisi Link Net menandai tonggak penting perjalanan operasional Axiata di regional. Dengan kehadiran Link Net menjadi keluarga Axiata, akan memperkuat posisi kami sebagai juara digital di tingkat regional dalam menyediakan layanan-layanan telekomunikasi konvergensi,” kata Joint Acting Group CEO Axiata, Hans Wijayasuriya, dalam rilis resmi, dikutip Kamis (23/6).

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan perseroan telah mengidentifikasi sejumlah area sinergi yang terbuka dari kerja sama ini. Dia menyampaikan harapan akan kolaborasi dengan Link Net untuk memanfaatkan kekuatan kolektif dalam konektivitas seluler, pita lebar berbasis kabel (fixed broadband), dan konten.

Link Net merupakan salah satu penyedia layanan fixed broadband dan TV kabel berkecepatan tinggi dengan jangkuan 2,9 juta rumah di 23 kota. Perusahaan tersebut juga memiliki portofolio 2.400 pelanggan pemerintah, layanan keuangan, dan perusahaan multinasional besar serta bisnis digital.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan