Ini 5 Skill Digital yang Paling Dibutuhkan pada 2024

Skill Natural Language Processing (NLP) perlu dikuasai.

Ini 5 Skill Digital yang Paling Dibutuhkan pada 2024
Ilustrasi Pemuda Memaksimalkan Skill Digital/Dok Mekari
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat dengan hadirnya penggunaan teknologi mutakhir, seperti artificial intelligence, ke semua sektor. Hal itu tentu mengharuskan para profesional untuk memperbarui keterampilan, baik hard skill dan soft skill, agar mereka bisa terus mengembangkan dan mengejar kesuksesan karir untuk menyambut tahun 2024.

Chief Customer Officer Mekari, Arvy Egadipoera mengatakan bahwa masuknya teknologi mutakhir ke semua sektor akan mempengaruhi pekerjaan di setiap lini. Sebab itu, para profesional harus mengembangkan kompetensi digital serta soft skills yang diperlukan untuk beradaptasi di dunia kerja yang semakin berorientasi teknologi.

“Para profesional yang berhasil mengembangkan kompetensi digital dan kemampuan lainnya yang membantu mereka beradaptasi ke teknologi akan membuka berbagai peluang untuk menumbuhkan karir mereka. Sebab itu, para profesional harus melihat perkembangan teknologi dengan pikiran terbuka agar mereka terdorong untuk mengeksplorasi dan mempelajari pengetahuan baru,” kata Arvy melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (27/11).

Apalagi, Pemerintah Indonesia menargetkan bahwa tahun depan, terdapat 50 juta orang yang memiliki literasi digital. Literasi mencakup bukan saja kemampuan digital, namun juga pengetahuan atas etika, budaya, dan keamanan digital.

1. Natural Language Processing (NLP)

ilustrasi diskusi bisnis (unsplash.com/Brooke Cagle)

Ia menambahkan bahwa ada lima kompetensi digital dan soft skills yang perlu diasah para profesional yang berambisi untuk mengembangkan karir di 2024.

Pertama ialah Natural Language Processing (NLP) atau juga dikenal sebagai pemrosesan bahasa alami. NLP adalah kemampuan komputer untuk mengolah kata lisan dan tulis layaknya manusia. NLP banyak digunakan di software AI karena dapat membantu para professional melakukan berbagai pekerjaan, seperti menyiapkan laporan penjualan dan melayani pelanggan lewat chat.

Karena itu, pemahaman umum akan cara kerja NLP akan membantu para profesional untuk mengoperasikan software AI untuk memperlancar pekerjaan sehari-hari, khususnya yang menyangkut meramu teks.

2. Analisis data

ilustrasi data science dan data analyst (unsplash.com/NEW DATA SERVICES)

Penggunaan teknologi oleh bisnis dan konsumen menghasilkan jutaan data yang memuat informasi bermakna. Profesional yang mempunyai kepandaian untuk menganalisis data akan meningkatkan value mereka karena merekalah yang bisa mengekstrak pengetahuan pasar yang diperlukan untuk decision-making.

Seperti diketahui, kunci dari kepandaian menganalisa data terletak pada kemampuan berpikir kritis dan juga rasa ingin tahu yang tinggi.

3. Cara Pikir Agile

ilustrasi serikat pekerja (unsplash.com/Sebastian Herrmann)

Teknologi membuat dunia berjalan dengan kecepatan tinggi. Sebab itu, para profesional pun harus turut agile, atau lincah, sigap, dan fleksibel, dalam merespon terhadap perubahan.

Pemikiran agile bersandar pada kapasitas para profesional untuk mengedepankan kolaborasi, komunikasi, dan adaptabilitas saat merespon ke perubahan, dan bukan kekakuan terhadap aturan.

4. Kepemimpinan adaptif

ilustrasi digital skill (unsplash.com/Campaign Creators)

Setali tiga uang, para profesional yang duduk di posisi kepemimpinan harus menerapkan gaya kepemimpinan adaptif yang mengedepankan kemampuan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tren masa depan.

Dengan demikian, berkomunikasi baik dengan tim untuk menggalang dukungan, beradaptasi sesuai umpan balik, dan mengutamakan akuntabilitas agar bisa menjadi pemimpin efektif di era digital. Skill itu dirasa perlu untuk membangun pemimpin di masa depan.

5. Kecerdasan emosional

ilustrasi digital skill (unsplash.com/Campaign Creators)

Seperti yang dikatakan, dunia serba teknologi tidak saja menuntut literasi digital, namun juga sikap yang mendukung adopsi teknologi. Di masa di mana banyak komunikasi dilakukan secara online, kemampuan para profesional untuk berempati, mengatasi konflik secara sehat, dan meyakinkan orang untuk berkolaborasi.

Hal itu akan memungkinkan mereka untuk membina hubungan positif dengan kolega dan jejaring walau tanpa bertatap muka langsung. Untuk itu diperlukan kecerdasan emosional untuk bisa mengelola emosi saat berinteraksi secara digital.

Arvy melanjutkan bahwa para profesional yang ingin mengembangkan diri dapat mengasah berbagai kompetensi digital dan soft skill yang terkait dengan mengakses berbagai sumber ilmu yang tersedia online.

Sebagai perusahaan software-as-a-service (SaaS) yang menyediakan solusi dan pelatihan digital, Mekari juga menjalankan Mekari University, platform yang menyediakan kursus dan sertifikasi bagi profesional.

“Para profesional diuntungkan oleh hadirnya berbagai platform yang menghadirkan kursus online untuk mengasah kapabilitas mereka. Sebaiknya, para profesional memilih platform yang menyediakan sertifikat karena sertifikat tersebut dapat disematkan di CV dan menjadi nilai plus,” pungkasnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
Cara Pinjam Uang dari BPJS Ketenagakerjaan serta Syaratnya
Gandeng Spotify, Boss Creator & Podkemas Asia Hadirkan PODFEST 2024
Pengertian Google SGE, Fitur, dan Cara Mengaktifkannya
Stanchart Indonesia Tunjuk Rino Donosepoetro Sebagai Cluster CEO
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu