Kecepatan Internet Indonesia Terlambat Ke-2 di ASEAN

Kecepatan unduh Indonesia hanya 14,78 Mbps per Q2 2021.

Kecepatan Internet Indonesia Terlambat Ke-2 di ASEAN
Ilustrasi internet lambat. Shutterstock/Tero Vesalainen
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bagaimana kinerja internet seluler di Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara mitra perdagangannya? Lebih cepat atau cenderung lebih lelet? Perusahaan Amerika Serikat (AS), Ookla, telah menemukan jawabannya.

Berdasarkan hasil analisis Ookla melalui situs uji coba kecepatan koneksi internet, Speedtest.net, laju internet seluler Indonesia pada kuartal II 2021 masih tertinggal dari mayoritas mitra dagangnya. 

Kabar baiknya, Indonesia berhasil memasuki peringkat lima besar dari segi ketersediaan jaringan 4G—bersama dengan Korea Selatan, Singapura, India, dan Malaysia. Selain itu, kecepatannya juga telah meningkat ketimbang periode sama 2020.

Sebagai informasi, Ookla memanfaatkan data dari Speedtest Intelligence guna meninjau performa internet di negara terbesar Asia Tenggara ini. Perusahaan itu pun menggunakan Cell Analytics untuk membandingkan pengalaman pengguna seluler antara satu operator dengan yang lain, khususnya di sejumlah lokasi penting.

Simak rincian kinerja internet seluler di Indonesia melalui ulasan berikut!

1. Kecepatan Unduh Internet Indonesia Terlambat Kedua di Asia Tenggara

Ookla menyandingkan kecepatan unduh seluler negara di Asia Tenggara, India, dan Korea Selatan—karena termasuk mitra dagang Indonesia. Namun, Myanmar tidak masuk ke dalam daftar karena situasi politis.

Hasilnya, median kecepatan unduh internet Indonesia berada di peringkat tiga terbawah dengan 14,78 Mbps; bersama dengan Kamboja (13,96 Mbps), dan India (10,56 Mbps). Bisa dibilang, median kecepatan unduh internet Indonesia merupakan yang terendah kedua di Asia Tenggara.

Di peringkat pertama ada Korea Selatan dengan kecepatan unduh 84,12 Mbps; diikuti dengan Singapura dengan 57,42 Mbps dan Brunei Darussalam 47,02 Mbps. Selanjutnya, ada Vietnam (sekitar 32 Mbps), Thailand (sekitar 28 Mbps), Laos (sekitar 22 Mbps), Malaysia (sekitar 19 Mbps, dan Filipina (sekitar 15 Mbps).

2. Kecepatan Unduh Indonesia Meningkat Ketimbang 2020

Meski termasuk lambat daripada mayoritas mitra dagangnya, median kecepatan unduh Indonesia meningkat 4,23 Mbps dibandingkan 10,55 Mbps pada kuartal II-2020. 

3. Ketersediaan Jaringan 4G Indonesia Termasuk Tinggi

Menurut data Speedtest Intelligence, ke-11 negara dalam survei memiliki ketersediaan jaringan 4G yang mendekati atau melampaui 80 persen pada 2021. Indonesia menduduki posisi lima besar, bila dilihat dari parameter tersebut.

Berikut ini persentase ketersediaan 4G di 11 negara yang disurvei oleh Ookla:

- Korea Selatan (95,7 persen).

- Singapura (93,9 persen).

- India (91,7 persen).

- Indonesia (89,2 persen).

- Malaysia (86,8 persen).

- Laos (86,7 persen).

- Thailand (86,1 persen).

- Kamboja (85,4 persen).

- Filipina (82,1 persen).

- Brunei Darussalam (81,3 persen).

- Vietnam (80,4 persen).

4. Operator Telekomunikasi Seluler Tercepat pada Paruh Pertama 2021

Dilihat dari kecepatan unduh dan unggah, Telkomsel menduduki posisi pertama dengan laju unduh 15,64 Mbps dan unggah 10,55 Mbps. Kemudian ada XL dengan 11,55 Mbps untuk unduh dan 9,47 Mbps untuk unggah.

Posisi ketiga diisi oleh IM3 Ooredoo dengan kecepatan unduh dan unggah masing-masing 11,46 Mbps dan 8,32 Mbps. Lalu ada 3 dengan 10,51 Mbps dan 8,25 Mbps; dan Smartfren dengan 8,52 Mbps dan 1,71 Mbps.

5. Operator dengan Ketersediaan 4G Tertinggi

Akan tetapi, Smartfren memenangkan perlombaan ketersediaan 4G pada kuartal II 2021. Secara rata-rata, tiap operator telah mencapai 87 persen, sedangkan Smartfren memimpin dengan 94,5 persen.

Di peringkat kedua ada IM3 Ooredoo (90,9 persen), diikuti oleh 3 (89,2 persen), XL (87,8 persen), dan Telkomsel (87,3 persen).

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M