TECH

PHK Perusahaan Teknologi Berlanjut, Kali Ini pada Intel dan LinkedIn

Alasannya masih sama: kondisi makroekonomi.

PHK Perusahaan Teknologi Berlanjut, Kali Ini pada Intel dan LinkedInIlustrasi pemangkasan pekerja dalam industri teknologi. Shutterstock/Yeexin Richelle
09 May 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gelombang pemecatan tenaga kerja masih berlangsung dalam industri teknologi dengan kabar menyesakkan dari Intel dan LinkedIn. 

Perusahaan cip semikonduktor itu hari ini mengonfirmasi rencananya untuk memangkas pekerjanya demi mengurangi ongkos operasional, demikian warta dari USA Today

Intel tidak menyingkap berapa banyak pekerjanya yang akan terdampak dengan rencana tersebut, tapi pemecatan akan terjadi di seluruh divisi perusahaan. 

Dalam pernyataan yang dibagikan lewat email, Intel menyatakan tengah "berupaya mengakselerasi strateginya seraya menavigasi tantangan makroekonomi." Perusahaan itu mengaku terus melanjutkan investasinya pada wilayah yang merupakan bisnis intinya, termasuk pada operasi manufaktur di Amerika Serikat. 

Dalam laporan keuangan yang diterbitkan bulan lalu, Intel terlihat mengalami kerugian pada kuartal pertama 2023 dalam sektor penjualan komputer pribadi senilai US$2,8 miliar. Pendapatannya dalam setahun pun turun hingga 36 persen. 

Meski begitu, Intel membayarkan US$1,5 miliar dalam bentuk dividen. 

Sementara itu, perusahaan media sosial yang berfokus pada profesional dan dunia bisnis, LinkedIn, memutuskan untuk memecat 716 dari 20.000 pekerjanya. CEO LinkedIn, Ryan Roslansky, mengatakan, dikutip dari BBC, "dengan kian berfluktuasinya permintaan dari pasar dan pelanggan, serta untuk melayani pasar berkembang dan bertumbuh secara lebih efektif, kami akan memperluas jasa vendor." 

Setelah mengurangi sebagian besar operasinya di Cina pada 2021, aplikasi milik LinkedIn yang bernama InCareers secara bertahap juga akan ditarik pada 9 Agustus mendatang. InCareers sendiri yang melayani pasar Cina. 

Namun begitu, perusahaan itu masih tetap akan beroperasi di Cina untuk membantu perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sana untuk menyewa dan melatih para pekerja di luar negeri tersebut. 

Ketika diluncurkan pada 2014 di Cina, LinkedIn menjadi satu-satunya platform media sosial besar Barat yang beroperasi di Cina dan setuju untuk tunduk pada persyaratan dari pemerintah Cina untuk beroperasi di sana. 

Related Topics