Jakarta, FORTUNE - CEO dan pendiri Nvidia, Jensen Huang, memaparkan visi besar tentang masa depan berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam pidatonya di ajang COMPUTEX 2025, yang digelar di Taipei Music Center, Senin (19/5). Di hadapan lebih dari 4.000 hadirin, Huang menggambarkan revolusi teknologi yang akan menjangkau seluruh negara, industri, dan perusahaan.
Huang menyebut industri ini bernilai US$5 triliun. “AI kini menjadi infrastruktur, dan seperti halnya internet atau listrik, infrastruktur ini membutuhkan pabrik. Pabrik-pabrik inilah yang sedang kami bangun hari ini," ujarnya, dalam pidato yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube NVIDIA.
Ia menambahkan bahwa pusat data AI seharusnya tidak lagi disebut sebagai pusat data biasa. “Mereka adalah pabrik AI. Anda memberikan energi, dan ia menghasilkan sesuatu yang sangat berharga — yang disebut token,” ujarnya.
Huang menampilkan dinding penuh logo mitra global untuk menunjukkan bagaimana platform CUDA-X milik Nvidia digunakan dalam beragam aplikasi, termasuk dalam pengembangan jaringan 6G berbasis AI dan komputasi kuantum. “Semakin besar basis pengguna, semakin banyak pengembang ingin menciptakan pustaka. Semakin banyak pustaka, semakin banyak hal luar biasa bisa diwujudkan. Aplikasi yang lebih baik akan memberikan lebih banyak manfaat bagi pengguna," katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kekuatan AI yang terus berkembang membawa dunia pada fase agentic AI — AI yang mampu berpikir dan bertindak — hingga physical AI, yaitu AI yang memahami dunia fisik, dan pada akhirnya ke era robotika umum. Untuk mendukung lonjakan kebutuhan komputasi, Nvidia merilis inovasi terbaru seperti sistem Grace Blackwell NVL72, teknologi jaringan canggih, serta pengumuman proyek AI skala besar bersama CoreWeave, Oracle, Microsoft, dan xAI.
“Ini semua adalah investasi pabrik raksasa. Dan alasan membangun pabrik adalah karena kita tahu jawabannya. Semakin banyak yang Anda beli, semakin besar yang Anda hasilkan," kata Huang.
Lebih jauh, Huang menjelaskan bahwa agentic AI ibarat robot digital yang mampu memahami dan merencanakan. Untuk mempercepat pengembangan robot fisik, Nvidia bekerja sama dengan DeepMind dan Disney membangun mesin pelatihan fisika tercanggih di dunia, bernama Newton.
Ia juga memperkenalkan Isaac GR00T-Dreams untuk menghasilkan data pelatihan sintetis dan model dasar Isaac GR00T N1.5 untuk robot humanoid. Di sisi industri, perusahaan-perusahaan seperti TSMC, Foxconn, Wistron, Delta, dan GIGABYTE menggunakan Nvidia Omniverse untuk membangun kembaran digital pabrik guna mengoptimalkan produksi.