Jakarta, FORTUNE - Microsoft menegaskan ambisinya untuk memimpin era baru kecerdasan buatan melalui pengembangan agentic AI—teknologi yang memungkinkan AI bertindak secara mandiri dalam menyelesaikan tugas kompleks atas delegasi manusia.
Dalam konferensi pengembang tahunan Microsoft Build yang digelar pada 19 hingga 22 Mei 2025 di Seattle Convention Center, Seattle, Washington, Amerika Serikat, perusahaan memperkenalkan berbagai terobosan yang menandai langkah besar menuju masa depan di mana AI tak hanya membantu, tetapi juga bertindak sebagai mitra kerja yang andal.
CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan agentic AI “langkah besar berikutnya” dalam evolusi komputasi, dengan visi menciptakan agentic web berskala besar yang terbuka, terintegrasi, dan mampu mendorong produktivitas lintas industri.
Dalam pidato kuncinya, ia memperkenalkan berbagai pembaruan dan kemitraan baru. Ia menegaskan bahwa perusahaan sedang membangun seperangkat alat untuk mendukung agentic web yang terbuka dalam skala besar, dengan dukungan penuh dari platform komputasi awan Microsoft Azure.
Sebagai strategi fokus pada agentic AI, Microsoft memperkenalkan agen Azure SRE (Site Reliability Engineering) yang akan tertanam langsung dalam GitHub Copilot. Agen ini dirancang untuk menangani gangguan sistem secara otomatis dan membantu pengembang menangani tantangan teknis yang rumit.
“Ini adalah langkah besar berikutnya—agen pengkodean penuh yang dibangun langsung ke dalam GitHub, menjadikan Copilot dari sekadar rekan pengkodean menjadi rekan sejajar,” kata Nadella, dalam siaran langsung melalui kanal YouTube Microsoft, Selasa (20/5).
“Anda bisa memberikan tugas ke Copilot—perbaikan bug, fitur baru, pemeliharaan kode—dan ia akan menyelesaikannya secara mandiri," ujarnya, menambahkan.
Sepanjang keynote, Microsoft juga menampilkan kemitraan dengan para pemimpin industri AI, termasuk Sam Altman dari OpenAI, Elon Musk dari Tesla dan xAI, serta Jensen Huang dari Nvidia.
Sam Altman turut muncul secara virtual untuk memperkenalkan Codex, agen AI terbaru dari OpenAI yang dirancang untuk membantu pengembang dalam menulis kode, memperbaiki bug, dan melakukan pengujian. Altman menyebut Codex sebagai “delegasi tugas rekayasa perangkat lunak yang sesungguhnya.”
“Kami sudah lama membayangkan suatu hari kita akan mencapai pengalaman pengkodean yang benar-benar agentik, dan agak luar biasa bagi saya bahwa saat itu akhirnya tiba,” kata Altman.
“Saya pikir ini adalah salah satu perubahan terbesar dalam pemrograman yang pernah saya lihat," ujarnya, menambahkan.
Altman juga menyampaikan, peningkatan produktivitas yang dihasilkan Codex sangat mencolok. Ia melihat selama beberapa bulan terakhir ketika mengembangkan Codex secara internal—selalu ada beberapa orang yang menjadi pengguna awal—dan betapa cepatnya mengubah alur kerja.
"Jumlah pekerjaan yang mampu mereka selesaikan dibandingkan dengan orang lain sangat mencolok,” ujarnya.