Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Donald Trump. (instagram.com/realdonaldtrump)
Donald Trump. (instagram.com/realdonaldtrump)

Jakarta, FORTUNE - Isu keamanan data TikTok kian menimbulkan kompleksitas. Sistem analisis minat dan kebiasaan pengguna aplikasi itu dianggap sebagai ancaman serius bagi Amerika Serikat. Merespons kondisi tersebut, Presiden AS Donald Trump kembali mengambil langkah drastis. Ia mengeluarkan perintah eksekutif yang memaksa ByteDance melepaskan kepemilikan TikTok kepada investor Amerika Serikat dengan nilai mencapai US$14 miliar atau sekitar Rp234 triliun.

Trump resmi menandatangani perintah eksekutif tersebut pada Kamis, yang merinci syarat-syarat kesepakatan untuk mengalihkan TikTok ke pemilik asal AS. Instruksi ini menjadi pijakan hukum terbaru terkait masa depan TikTok di Negeri Paman Sam.

Trump mengatakan dirinya dan Presiden Cina, Xi Jinping, telah mencapai kesepakatan agar TikTok tetap bisa beroperasi di AS, dengan memisahkan platform media sosial itu dari induknya, ByteDance. “Saya berbicara dengan Presiden Xi dan dia berkata, ‘Lanjutkan saja,’” ujar Trump dalam konferensi pers. “Ini akan sepenuhnya dijalankan oleh Amerika," kata Trump, melansir The Guardian.

Kesepakatan ini membuat investor AS mengambil alih mayoritas operasi TikTok. Perusahaan Amerika diperkirakan memiliki sekitar 65 persen hingga 80 persen saham di versi AS dari perusahaan baru hasil pemisahan tersebut, sementara ByteDance dan investor asal Cina akan memegang kurang dari 20 persen.

Nilai perusahaan baru itu diperkirakan sekitar US$14 miliar, jauh lebih rendah dibanding valuasi ByteDance secara keseluruhan yang ditaksir mencapai sekitar US$330 miliar. Sebagai perbandingan, Meta—pemilik Facebook dan Instagram—bernilai US$1,8 triliun. Melansir Reuters, analis Wedbush Securities Dan Ives bahkan menilai valuasi TikTok di AS bisa mencapai US$30–40 miliar tanpa algoritma.

Konsorsium investor dipimpin Oracle, yang akan mengawasi operasi TikTok AS, menyediakan layanan cloud untuk penyimpanan data pengguna, sekaligus memperoleh lisensi algoritma rekomendasi. Nama besar lain yang disebut terlibat antara lain Rupert Murdoch, Michael Dell, dan Larry Ellison.

Isu algoritma memang menjadi sorotan. Salah satu klausul perintah eksekutif menegaskan bahwa algoritma TikTok akan berada di bawah kendali mitra keamanan AS untuk diawasi sekaligus diadaptasi ulang. Keputusan ini berpotensi mengubah esensi sistem rekomendasi TikTok yang selama ini menjadi kekuatan utamanya.

Kesepakatan ini mengakhiri ketidakpastian hukum berbulan-bulan bagi TikTok, yang digunakan oleh sekitar 180 juta orang di seluruh AS. Trump bahkan mengaku aplikasi ini membantunya memenangkan pemilu 2024. Meskipun demikian, sorotan tetap mengarah pada rendahnya valuasi dan detail kepemilikan algoritma. Banyak pihak mempertanyakan metode penilaian aset Gedung Putih dan bagaimana implementasi pengawasan algoritma TikTok ke depan akan memengaruhi pengalaman pengguna.

Editorial Team