Jakarta, FORTUNE - Google berpotensi mencetak keuntungan raksasa dari investasinya di SpaceX, setelah perusahaan antariksa milik Elon Musk itu dilaporkan bersiap melantai di bursa dengan valuasi hingga US$1,5 triliun atau kisaran Rp25.000 triliun. Langkah ini bukan hanya akan memecahkan rekor IPO terbesar sepanjang sejarah, tetapi juga memberi angin segar bagi kinerja keuangan Alphabet, induk Google, yang sahamnya telah melesat hampir 70 persen tahun ini dan mencapai kapitalisasi pasar US$3,8 triliun.
Melansir Business Insider, Google pertama kali masuk sebagai investor SpaceX pada 2015 dengan menyuntikkan sekitar US$900 juta untuk meraih sekitar 7 persen kepemilikan ketika valuasi perusahaan baru menyentuh US$12 miliar. Jika SpaceX benar-benar melantai di bursa dengan valuasi US$1,5 triliun, nilai porsi Google bisa melonjak menjadi sekitar US$111 miliar. Isyarat IPO makin kuat setelah Elon Musk melalui unggahan di X menyebut bahwa laporan Ars Technica, terkait rencana penawaran saham perdana SpaceX sebagai sesuatu yang “akurat”.
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa SpaceX menargetkan penggalangan dana lebih dari US$30 miliar dalam IPO tersebut, yang bila terealisasi akan menjadi penawaran umum perdana terbesar sepanjang sejarah pasar modal global, melampaui rekor Facebook yang melantai pada 2012 dengan valuasi US$104 miliar.
Dana jumbo itu diproyeksikan mendorong valuasi SpaceX ke level US$1,5 triliun atau setara Rp24.986 triliun. Namun waktu IPO masih belum dapat dipastikan, kemungkinan baru berlangsung pada akhir 2026 atau 2027.
SpaceX, yang didirkan pada 2002, telah mengumpulkan hampir US$12 miliar dari investor besar seperti Andreessen Horowitz, Sequoia Capital, Craft Ventures, Valor Equity Partners, hingga Founders Fund .Hingga Oktober 2025, SpaceX sempat dinobatkan sebagai perusahaan swasta paling bernilai di dunia dengan valuasi US$400 miliar, sebelum posisinya disalip OpenAI yang menembus US$500 miliar pada awal Oktober 2025.
Tak hanya SpaceX, kompetisi menuju IPO raksasa juga melibatkan dua startup AI, yakni OpenAI yang dikabarkan mengejar valuasi IPO hingga US$1 triliun pada 2026. Selain itu, Anthropic juga mempertimbangkan IPO, dengan valuasi saat ini US$300 miliar yang bisa meningkat saat penawaran saham perdana.
