TECH

AI Berkembang Pesat, Akankah 10 Pekerjaan Ini Terancam?

Ada kah profesi Anda di sini?

AI Berkembang Pesat, Akankah 10 Pekerjaan Ini Terancam?Ilustrasi ChatGPT berbasis AI (Unsplash/@iammottakin)
22 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Perkembangan Kecerdasan Buatan atau artificial intelligent (AI) belakangan ini memang tidak bisa terhindarkan.

ChatGPT adalah salah satu teknologi berbasis AI yang kini telah banyak merubah pola aktivitas pengguna dalam pekerjaan mereka.

Sisi positifnya, pesatnya perkembangan AI sangat memudahkan pekerjaan manusia. Namun, di sisi lain, ternyata AI juga bisa membawa ancaman bagi sejumlah pekerjaan.

Dirangkum dari berbagai sumber, setidaknya terdapat sepuluh pekerjaan yang terancam AI. Dengan demikian, apakah lantas perkembangan AI menjadi hal yang harus diwaspadai, atau justru pengguna harus beradaptasi? Temukan jawabannya pada ulasan berikut ini!

10 pekerjaan yang terancam AI

Ilustrasi pemrograman (Unsplash/@lucabravo)

Dari programmer hingga petugas loket, berikut adalah pekerjaan yang terancam oleh AI.

1. Pekerjaan di bidang pemrograman (IT)

Beberapa pekerjaan di bidang IT seperti programmer, software engineer, hingga data analyst bisa dibilang sedang dalam ancaman AI.

Sebab, kini mulai muncul beberapa teknologi termasuk ChatGPT yang mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yang lebih cepat.

Selain cepat, bila ChatGPT dilatih dengan baik, hasilnya juga tak kalah dengan hasil pekerjaan manusia.

2. Pekerjaan di bidang digital marketing

Selanjutnya, pekerjaan yang terancam AI juga membidik para praktisi digital marketing, seperti copywriter, content creator, hingga social media specialist.

Kemunculan Bard atau ChatGPT lagi-lagi menjadi salah satu pemicunya. Beberapa tugas seperti pembuatan teks iklan dan ide konten media sosial dapat dilakukan dalam hitungan detik.

3. Pekerjaan di bidang media

Tidak jauh dari digital marketing, pekerjaan di bidang media seperti penulis berita (jurnalis/content writer) juga cukup terancam setelah perkembangan AI mulai pesat.

Kini, banyak teknologi AI yang bisa membuat artikel/berita dengan tata bahasa dan ejaan yang hampir sempurna.

Beberapa tool tersebut meliputi Poe, Writersonic, ChatGPT, Hypotenuse, dan masih banyak lagi.

4. Pekerjaan di bidang desain dan ilustrator

Kemampuan AI dalam membuat karya desain dan ilustrator juga patut diacungi jempol. Hanya dengan memberikan prompt, AI akan menerjemahkannya menjadi sebuah desain yang tidak kalah dengan buatan manusia.

Hal ini pun tentunya juga akan mengancam para desainer grafis atau ilustrator karena kecanggihan AI seperti Bing Image Creator hingga Deep AI Image Generator.

5. Pekerjaan di bidang keuangan

AI memiliki kemampuan untuk memproses data dan menciptakan analisis yang cukup akurat dalam waktu yang cepat. 

Hal ini dapat mengancam profesi akuntan dan analis keuangan, terutama pada tugas-tugas yang bersifat rutin dan berulang, seperti pencatatan transaksi, penyusunan laporan keuangan, dan audit manual.

Pada tugas-tugas tersebut, AI bisa menggantikan peran manusia secara otomatis, sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja akuntan dan analis keuangan.

6. Customer service

Sekarang ini cukup banyak perusahaan yang beralih menggunakan bot alih-alih tenaga manusia sebagai customer service.

Efisiensi menjadi salah satu alasan mengapa AI mulai banyak digunakan karena perusahaan tidak perlu membayar gaji bulanan layaknya kepada manusia.

Namun, penggunaan bot yang berbasis AI belum sepenuhnya bisa maksimal karena masih terlihat sangat kaku dan terkadang belum mampu melayani pelanggan dengan baik.

Beberapa tahun ke depan, bukan tidak mungkin customer service akan menjadi salah satu pekerjaan yang terancam AI.

7. Guru

Banyak pelajar yang kini seolah memposisikan AI sebagai guru tambahan mereka. Hampir semua informasi yang mereka butuhkan bisa didapatkan melalui AI kapan saja, bahkan ketika mereka sedang tidak berada di lingkungan sekolah (bersama guru).

Terlepas dari akurat atau tidaknya informasi yang didapatkan, tentu ini menjadi sebuah potensi dari segi keterbukaan informasi.

Ke depannya, ketika AI sudah jauh lebih baik dibandingkan zaman sekarang, tentu ini juga akan berdampak pada profesi guru, karena para siswa sudah bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan bermodalkan smartphone/komputer untuk mengakses teknologi AI.

8. Market research analyst

Market research analyst adalah pekerjaan yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memetakan data pasar. 

Data tersebut kemudian digunakan untuk membuat keputusan bisnis, seperti mengembangkan produk atau layanan baru, menargetkan pasar yang tepat, dan meningkatkan strategi pemasaran.

AI memiliki potensi untuk menggantikan ini karena mampu melakukan tugas-tugas yang sama secara lebih efisien dan akurat. 

Selain itu, AI juga dapat mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk survei, media sosial, dan data transaksional. 

Kemudian, data tersebut akan dianalisis secara cepat dan akurat untuk mengidentifikasi tren dan pola.

9. Trader

Trader saham menjadi pekerjaan yang terancam AI selanjutnya. Profesi ini bertanggung jawab untuk membeli dan menjual saham di pasar saham, dan harus memahami kondisi pasar, melakukan analisis fundamental dan teknikal, serta membuat keputusan yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan.

Kecanggihan AI sangat bisa menggantikan peran trader saham karena mampu mengakses dan memproses data pasar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada manusia. AI juga dapat menggunakan algoritma kompleks untuk melakukan analisis yang lebih mendalam.

10. Petugas loket

Pekerjaan selanjutnya yang berpotensi tergantikan AI adalah petugas yang berjaga di loket. Seperti yang Anda ketahui, sekarang ini tugas tersebut sudah digantikan oleh mesin, contohnya e-toll, boarding gate, dan sebagainya.

Selanjutnya, bukan tidak mungkin beberapa bidang yang dulunya membutuhkan petugas loket, seluruhnya akan digantikan oleh AI.

Perkembangan AI memang menjadi salah satu fenomena yang perlu diwaspadai, karena berpotensi menggantikan banyak pekerjaan yang saat ini dikerjakan oleh manusia. 

Namun, bukan berarti perkembangannya harus dihambat. Sebaliknya, manusia mesti beradaptasi agar tidak tertinggal.

Dengan beradaptasi dengan perkembangan AI, manusia bisa meminimalisir risiko tergantikan oleh AI. Selain itu, pemanfaatkan AI dengan optimal juga akan membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

Related Topics