Jakarta, FORTUNE – Serangan terhadap sistem jaringan dan infrastruktur digital semakin sering terjadi, dan perusahaan pun dituntut dapat memperkuat sistem pertahanannya.
Hal ini diungkapkan oleh Chief Technology and Network Officer Linknet, Eric Satya Arianto, dalam diskusi bertajuk “Advancing Sustainable Network Technology to Linking the Nation” pada gelaran National Technology Summit 2025 hari kedua.
Eric menegaskan, sistem jaringan kini telah menjadi bagian terintegrasi. Karena itu, menjaga keamanan jaringan bukan sekadar kebutuhan teknis, melainkan tanggung jawab strategis bagi perusahaan penyedia layanan digital seperti Linknet.
“Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami untuk mengamankan layanan dan jaringan kami,” ujar Eric di Jakarta, Kamis (11/6).
Dalam menjaga integritas jaringannya, Linknet mengadopsi berbagai standar nasional dan internasional. Perusahaan mematuhi seluruh regulasi pemerintah seperti Internet Sehat, serta menerapkan sertifikasi internasional ISO 20001 dan ISO 27001.
Selain itu, Linknet juga mengikuti standar keamanan tambahan dari induk perusahaan, Axiata Group.
“Dari Axiata, ada standar keamanan yang kami evaluasi secara berkala. Jika ada saran perbaikan, kami wajib menyusun rencana, melaksanakan, dan melaporkannya,” kata Eric.
Linknet pun mengoperasikan operation center yang aktif 24 jam setiap hari, yang berfungsi memantau aktivitas jaringan dan mendeteksi potensi ancaman sejak dini. Jika sistem menemukan anomali, tiket penanganan dengan prioritas tertentu akan langsung dikeluarkan demi memastikan respons cepat dan terukur.
