TECH

Indodax Sarankan Investor Kripto Terapkan Strategi Ini untuk 2023

Metode DCA cocok untuk investasi jangka panjang.

Indodax Sarankan Investor Kripto Terapkan Strategi Ini untuk 2023CEO Indodax Oscar Darmawan saat mengisi acara FORTUNE Indonesia Summit bertajuk The Sudden Rise and Future of Investment di The Westin, Jakarta, Kamis (19/5).
13 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indodax menaksir pasar kripto pada tahun ini akan mengalami perbaikan signifikan ketimbang tahun sebelumnya. Platform pertukaran aset kripto itu menyarankan investor untuk menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) demi menghadapi situasi pasar pada 2023.

Momentum Bitcoin Halving Day akan berdampak positif terhadap nilai Bitcoin, kripto yang saat ini memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Pada saat bersamaan, sejumlah koin alternatif (altcoin) berpeluang besar untuk ikut mengalami kenaikan mengikut harga aset berkode BTC tersebut. Demikian keterangan CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam rilis pers yang dikutip Jumat (13/1).

Halving Bitcoin merujuk kepada kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok. Kondisi ini terjadi sekali dalam empat tahun.

Saat dirilis pada 2008, respons atas konfirmasi blok dalam Bitcoin mencapai 50 Bitcoin. Lalu, pada 2012 menjadi 25 Bitcoin, 2016 sebesar 12,5 Bitcoin, dan Mei 2020 mencapai 6,25 Bitcoin. Halving berikutnya diharapkan terjadi pada 2024. Nantinya, penambang akan bisa mendapatkan 3,125 Bitcoin per blok. Selanjutnya, halving kembali terjadi pada 2028.

Saat ini sekitar 91 persen Bitcoin tersebar di seluruh dunia dengan total 19 juta keping, menyisakan 2 juta Bitcoin yang dapat ditambang dari total persediaan 21 juta. Pasokan yang menipis itu disinyalir akan kian menyulitkan investor untuk mendapatkan Bitcoin. Sudah begitu, nilainya kemungkinan akan menjadi semakin mahal.

Strategi DCA

Uang Kripto
ilustrasi Kripto (unsplash.com/ Pierre Borthiry Peiobty)

Bagi para investor aset kripto, tahun ini adalah momen tepat untuk mengakumulasi aset pada harga cukup rendah, kata Oscar. Salah satu strategi mengumpulkan aset kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode Dollar Cost Averaging atau DCA. 

DCA merupakan taktik membagi porsi investasi dengan memasukkan jumlah nominal yang sama dan rutin dalam rentang waktu tertentu.

Menurut Oscar, cara tersebut dapat diandalkan untuk menghindarkan investor dari kerugian, serta dari perilaku impulsif dan Fear of Missing Out (FOMO). Taktik tersebut juga mendorong investor untuk melakukan investasi sesuai rencana, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

"Misalnya, investor memiliki uang dingin sebesar Rp3 juta. Dibanding membeli Bitcoin dengan nominal sedemikian, investor bisa menebus Rp250 ribu setiap bulannya selama satu tahun. Dengan begitu, potensi risiko kerugian akan lebih kecil terlebih jika harga Bitcoin tiba-tiba turun. Bahkan, dengan metode ini, investor akan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu," ujarnya.

Disinyalir pertumbuhan keuntungan DCA tidak terlalu besar dan cenderung lambat, tapi itu bukan persoalan. Sebab, investasi pada dasarnya bukan hanya mencari keuntungan, tapi juga upaya melindungi nilai.

"Jika kita melihat secara jangka panjang, ini berpotensi menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi," katanya.

Metode DCA menurutnya cocok bagi investor pemula yang tidak memiliki waktu luang banyak.

Melansir coinmarketcap, harga Bitcoin US$18.775 atau naik 11,32 persen saat artikel ini ditulis ketimbang pekan sebelumnya. Ditilik dalam jangka panjang, aset berkode BTC itu sempat mencapai rekor harga tertinggi US$69.000 pada November 2021.

Related Topics