TECH

Mastercard: Kripto Lebih Cocok Sebagai Aset Ketimbang Alat Pembayaran

Kripto dianggap terlalu fluktuatif untuk jadi alat bayar.

Mastercard: Kripto Lebih Cocok Sebagai Aset Ketimbang Alat PembayaranIlustrasi kartu Mastercard. Shutterstock/garmoncheg
05 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Mastercard menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan aset digital, termasuk kripto dan token yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT). Menurut perusahaan jasa keuangan tersebut, aset kripto saat ini, lebih cocok dianggap sebagai kelas aset ketimbang alat pembayaran.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Chief Financial Officer Mastercard, Sachin Mehra, menyampaikan optimismenya terhadap masa depan aset kripto.Meski demikian, dia berpendapat, aset kripto belum bisa diandalkan sebagai alat pembayaran karena nilainya yang flukatif. Karakter tersebut yang akhirnya membuat konsumen sulit menggunakan aset kripto untuk transaksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.

“Jika sesuatu nilainya berfluktuasi setiap hari, seperti kopi Starbucks Anda hari ini berharga US$3 dan besok harganya akan menjadi US$9 dan lusa harganya akan dikenakan biaya satu dolar, itu masalah dari sudut pandang pola pikir konsumen,” kata Mehra, seperti dilansir dari Bitcoin.com.

Karena itu, Mastercard menganggap kripto lebih pas dianggap sebagai kelas aset investasi. Di sisi lain, Mastercard menganggap aset kripto berjenis stablecoin dan mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC) berpotensi memiliki peluang untuk menjadi alat pembayaran.

Sesuai namanya, Stablecoin merupakan mata uang aset kripto yang dirancang untuk memiliki harga stabil dan tak bergejolak. Jenis aset ini biasanya dipatok ke mata uang seperti dolar Amerika Serikat (AS). Dikutip dari coinmarketcap, berikut sejumlah aset kripto yang berkarakter stablecoin, seperti Tether (USDT), USD Coin (USDC), Binance USD (BUSD), dan lainnya.

Sementara, CBDC mengacu kepada bentuk virtual atau elektronik suatu mata uang fiat. Bentuknya adalah catatan elektronik atau token digital dari mata uang resmi yang dikeluarkan oleh otoritas moneter (seperti bank sentral) dalam suatu negara.

Bisnis aset kripto

Ilustrasi pertemuan bisnis tentang keputusan investasi untuk bitcoin. Shutterstock/Morrowind
Ilustrasi pertemuan bisnis tentang keputusan investasi untuk bitcoin. Shutterstock/Morrowind

Mastercard termasuk perusahaan jasa keuangan internasional yang ikut mengembangkan bisnis aset kripto. Saat ditanya soal perluasan bisnis tersebut, Sachin Mehra mengeklaim, strategi perseroan telah sukses semenjak ekosistem aset kripto muncul.

“Di dunia aset kripto, kami memainkan banyak peran, yakni dengan orang-orang menggunakan produk debit dan kredit kami untuk membeli kripto, serta ketika orang ingin menguangkannya, kami membantu mereka mendapatkan akses untuk dapat menggunakan saldo kripto mereka di manapun Mastercard diterima,” ujarnya.

Mastercard menyatakan rencananya mengembangkan produk dan layanan di tiga bidang utama terkait aset digital, yakni aset kripto, stablecoin, dan mata uang digital bank sentral (CBDC).

Perusahaan keuangan tersebut per Februari memberikan layanan konsultasi yang berfokus pada pembayaran untuk memasukkan aset kripto. Layanan ini mencakup berbagai kemampuan mata uang digital, mulai dari pendidikan tahap awal, penilaian risiko, dan pengembangan strategi kripto dan NFT di seluruh bank hingga kartu kripto dan desain program loyalitas kripto.

Pada April lalu, Mastercard juga telah bekerja sama dengan perusahaan pemberi pinjaman kripto Nexo, untuk meluncurkan kartu kredit pertama yang didukung mata uang kripto.

Kartu kripto baru akan tersedia di negara-negara Eropa tertentu saat diluncurkan. Perusahaan juga berencana memperluas layanan ke negara lainnya. Kartu ini pun terhubung dengan jalur kredit yang disediakan Nexo, pengguna dapat menggunakan beberapa aset sebagai jaminan, tetapi tidak terbatas pada bitcoin, Ether (ETH), dan stablecoin Tether (USDT).

Seakan belum cukup, Mastercard juga telah mengajukan 15 aplikasi merek dagang untuk berbagai layanan metaverse dan NFT. Perusahaan belum lama ini mengatakan akan membawa jaringan pembayarannya ke web3 dan NFT.

Global Head of Crypto and Blockchain Mastercard, Raj Dhamodharan, sempat memuji NFT sebagai “penemiyan hebat”. Dia menganggap aset digital itu sebagai kelas investasi berikutnya usai aset kripto.

Related Topics