TECH

Apa itu Blockchain? Inilah Pengertian, Cara Kerja, dan Fungsinya

Blockhain adalah teknologi penyimpan data secara aman.

Apa itu Blockchain? Inilah Pengertian, Cara Kerja, dan FungsinyaEnkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery
04 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNEBlockchain adalah istilah yang mungkin saat ini telah banyak dikenal baik oleh praktisi teknologi informasi (IT) maupun masyarakat umum. Teknologi tersebut berperan penting dalam kelahiran uang kripto (cryptocurrency). Selain itu, blockchain juga sudah banyak dimanfaatkan oleh beragam industri.

Blockchain dapat ditilik dari dua kata yang membentuknya, yaitu block atau kelompok dan chain atau rantai. Istilah tersebut mencerminkan bagaimana cara kerja blockchain yang menggunakan sumber daya komputer untuk menciptakan blok yang terhubung satu sama lain untuk menunjang suatu transaksi.

Blockhain juga dapat dianggap sebagai sebuah basis data terdistribusi yang dibagikan di antara simpul-simpul jaringan komputer. Sebagai basis data, blockchain menyimpan informasi secara elektronik dalam format digital.

Salah satu perbedaan pasti antara blockchain dan basis data biasa adalah soal bagaimana data itu dikelola secara terstruktur. Blockchain mengumpulkan informasi bersama dalam kelompok, yang dikenal sebagai blok, yang menyimpan kumpulan informasi. Blok tersebut memiliki kapasitas penyimpanan tertentu, dan ketika diisi, lalu ditutup, kemudian ditautkan ke blok yang diisi sebelumnya, membentuk rantai data. Karena itu, namanya blockchain.

Nah, sementara basis data umumnya menyusun data dalam tabel, blockchain justru mengelola data tersebut menjadi potongan blok yang dirangkai.

Cara kerja Blockchain secara sederhana

Konsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino
Konsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino

Teknologi blockchain memungkinkan informasi digital direkam dan distribusikan, namun tidak bisa diedit atau diubah. Dengan cara ini, blockchain adalah sebuah sistem berupa buku besar berisi catatan transaksi yang tak dapat dihancurkan. Itu sebab blokchain juga dinamai teknologi buku besar terdistribusi (distributed ledger technology).

Secara ringkas, blockhain dimulai saat sebuah blok menerima informasi maupun data baru. Agar blok tersebut bisa bertaut ke blockchain, harus melewati sejumlah proses. Pertama, harus ada transaksi yang terjadi, kemudian harus diverifikasi dan disimpan ke blok, dan blok baru tersebut kemudian diberi hash atau kode unik, dan akhirnya dapat ditambahkan ke blockchain.

Sistem blockchain terdiri atas transaksi dan blok yang berisikan rangkaian hash dan hash blok sebelumnya hingga membentuk jaringan. Blockchain juga bekerja secara terdesentralisasi: teknologi ini tidak perlu bergantung pada otoritas eksternal untuk melakukan validasi dan integrasi keaslian data.

Mungkin ilustrasi berikut membantu. Pada suatu hari, A meminjamkan uang Rp100 ribu ke B. Dalam transaksi konvensional atau digital biasa, ada dua kemungkinan terkait itu: ketika meminjamkan, A masih memegang uangnya, tapi transaksinya sudah tercatat. B bisa saja sudah menerima uang tersebut, tetapi berpeluang mengelak karena tidak punya catatan transaksinya.

Namun, dalam blockhain, kecil kemungkinan hal tersebut bakal terjadi. Ketika A meminjamkan uangnya ke B, saat itu pula informasi tersebut tercatat dalam sebuah buku. Namun, data tersebut tak hanya tercatat dalam buku transaksi A maupun B, melainkan buku transaksi seseorang lainnya yang juga tergabung dalam sebuah buku besar.

Contoh lainnya sebagai berikut. Bayangkan sebuah perusahaan memiliki sebuah server dengan banyak komputer yang digunakan untuk memelihara basis data yang menyimpan semua informasi akun kliennya. Sistem tersebut memberikan satu celah kegagalan: bagaimana ketika data terusik oleh koneksi internet yang terputus, listrik padam, atau bahkan ada seseroang yang sengaja menghapusnya. Hasilnya bisa saja data hilang atau rusak.

Namun, jika data perusahaan itu disimpan dalam blockchain, memungkinkan informasi yang disimpan dalam basis data itu menyebar di antara beberapa simpul jaringan di berbagai lokasi. Ini tidak hanya menciptakan pengulangan, tetapi juga menjaga kesetiaan data yang disimpan di dalamnya. Sistem ini juga membantu membuat urutan kejadian yang tepat dan transparan. Dengan cara ini, tidak ada satu simpul pun di dalam jaringan yang dapat mengubah informasi yang disimpan di dalamnya.

Fitur maupun keunggulan blockchain

ilustrasi : ekonomi digital
Shutterstock/Treecha

Related Topics