TECH

Nilai Bitcoin Kembali Tembus US$20.000, Tapi Berisiko Turun

Masih dibayangi sentimen suku bunga Fed.

Nilai Bitcoin Kembali Tembus US$20.000, Tapi Berisiko TurunTanda Bitcoin ditampilkan di luar toko tempat cryptocurrency diterima sebagai metode pembayaran di San Salvador, El Salvador, Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas
16 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Harga Bitcoin menyentuh teritori di atas US$20.000 setelah pada Senin (16/1) mencapai US$21.100 Kenaikan ke level tersebut merupakan kali pertama sejak November 2022, perode ketika pasar aset kripto mulai kehilangan daya tariknya seiring dengan meruapnya sentimen kebangkrutan bursa aset kripto berpengaruh, FTX. 

“Mengawali tahun 2023, market kripto nampak bergairah,” demikian pernyataan tim analis Tokocrypto dalam rilis pers resmi. Namun, nilai aset berkode BTC itu masih jauh lebih rendah dari US$69.000, rekor tertinggi sepanjang masa aset kripto tersebut, pada November 2021.

Menurut Tokocrypto, peningkatan pasar itu didorong oleh indeks dolar Amerika Serikat yang membaik, serta data inflasi AS pada Desember 2022 yang melambat menjadi 6,5 persen.

Laju inflasi yang melandai ini pada gilirannya ditaksir akan membuka jalan bagi Fed untuk menurunkan kenaikan suku bunga dari 50 basis poin (bps) menjadi 25 basis poin pada Desember tahun lalu.

"Kenaikan harga BTC juga memompa kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan hingga hampir menyentuh US$1 triliun. Ini juga menjadi menambah kepercayaan diri pelaku pasar kripto sehingga sentimen pasar kembali positif," katanya.

Proyeksi BTC

Ilustrasi Bitcoin fisik.
Ilustrasi Bitcoin fisik. (Shutterstock/Kitti Suwanekkasit)

Berdasarkan analisis teknikal, Bitcoin telah memasuki zona resistensi pada US$21.000, tapi investor tetap mesti waspada karena terdapat ancaman bull trap.

Tekanan beli yang tinggi disinyalir menjadi faktor utama naiknya harga Bitcoin, seperti tampak dari kenaikan Relative Strength Index (RSI) yang berhasil menyentuh level 50. Jika sinyal RSI berada di atas 50, maka tren sedang naik.Namun, Tokocrypto pada saat bersamaan melihat RSI Bitcoin telah menunjukkan sinyal overbought menuju level di bawah 50.

“Dengan sinyal tersebut harga BTC diproyeksikan akan kembali terkoreksi. Overbought sudah sering terjadi di market kripto. Ketika harga aset sudah mencapai reli panjang, akan mengalami sedikit koreksi dan ada kemungkinan bisa bull run,” katanya.

Analisis Tokocrypto menunjukkan level terdekat resistensi aset kripto tersebut adalah US$21.321, dan menjadi penghalang terdekat yang harus ditembus untuk bergerak lebih tinggi. Namun, jika terjadi breakout, nilai akan tersert ke level support pada US$20.879.

Sikap Fed sebagai penentu masa depan pasar aset kripto tidak bisa dinafikan. Jika menegok pertemuan pada Februari mendatang, terdapat potensi kenaikan suku bunga 50 basis poin,

Para ahli umumnya percaya bahwa kenaikan suku bunga dan kebijakan moneter yang lebih ketat takkan mendorong Bitcoin untuk pulih dalam waktu dekat. Investor takkan memilih berinvestasi pada aset berisiko seperti Bitcoin.

Related Topics