TECH

Pasar Kripto Sedang Melonjak, Waspadai Risiko Bull Trap

Indodax minta investor jangan terjebak FOMO

Pasar Kripto Sedang Melonjak, Waspadai Risiko Bull TrapShutterstock/Wit Olszewski
03 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyampaikan tanggapanannya ihwal kenaikan pasar aset kripto yang terjadi baru-baru ini. Dia menyatakan investor untuk perlu mewaspadai lonjakan pasar karena ada risiko di dalamnya.

“Salah satu hal yang perlu diwaspadai dalam momen reli bullish ini adalah adanya bull trap pada kripto,” kata Oscar dalam keterangan pers yang dikutip Senin (3/4). Bull trap merujuk pada harga aset yang naik secara cepat usai mengalami koreksi dalam jangka waktu lama. Kenaikan tersebut diperkirakan membuat investor optimistis bahwa pasar akan terus naik, dan mereka pun membeli aset.

Namun, kenyataannya, setelah nilai aset berada di posisi harga tertentu, aset tersebut cenderung kembali terkoreksi, “sehingga investor kecewa karena telanjur membeli pada saat harga tinggi, dan perlu menunggu lagi untuk harganya bisa naik kembali,” ujarnya.

Dia menyarankan investor untuk tidak terjebak perasaan takut tertinggal (fear of missing out/FOMO), dan mempelajari langkah-langkah trading aset kripto sehingga dapat menentukan harga beli dan jual secara tepat.

Analisis fundamental untuk menentukan keputusan pembelian juga menjadi penting, kata Oscar. Dengan analisis tersebut, investor akan memahami proyek yang sedang dikembangkan pada suatu aset kripto, tim pengembang, serta potensi utilitas asetnya pada masa mendatang.

Secara teknis, investor dapat mempelajari Relative Strength Index (RSI), indikator untuk mengukur pergerakan harga. Melalui RSI tersebut, ketika nilai suatu aset kripto menyentuh lebih dari 70, maka bisa dikatakan investor telah banyak melakukan pembelian.

“Investor tidak perlu memantau setiap menit, namun investor tetap perlu memantau tren harga kripto sesekali jika skor RSI tersebut sudah mendekati atau melampaui level resistance," kata Oscar.

Sentimen kenaikan

Ilustrasi mata uang kripto.
Ilustrasi mata uang kripto. (Pixabay/amhnasim)

Berdasarkan data dari Investing.com, nilai Bitcoin pada perdagangan Minggu (2/4) mencapai US$28.198 atau meningkat 26,1 persen dari US$22.354 pada tanggal sama bulan sebelumnya. Pada awal tahun, harga aset berkode BTC itu masih sekitar US$16.618.

Menurut Oscar, penyebab pasar naik adalah dorongan permintaan terhadap aset yang tinggi ketimbang penawarannya. Dia menyatakan terdapat sejumlah faktor pendorong aset kripto naik. Misalnya saja, faktor masyarakat yang semakin melek terhadap eksistensi aset kripto dan Bitcoin.

“Mereka banyak mendapatkan awareness dari media massa di mana harga Bitcoin naik sekian persen sehingga memutuskan untuk membeli Bitcoin. Bitcoin yang memiliki maksimum supply, dihadapkan oleh banyaknya pembelian dari masyarakat otomatis akan membuat harganya makin tinggi," katanya.

Sentimen pendorong lain yakni situasi makroekonomi global, baik itu keputusan suku bunga Amerika Serikat, atau kasus runtuhnya sejumlah perbankan AS serta adopsi dan pembelian Bitcoin dari investor institusi.

Related Topics