TECH

Begini Tanggapan Jasa Marga Atas Dugaan Kebocoran Data

Jasa marga telah melakukan sejumlah upaya pascaserangan.

Begini Tanggapan Jasa Marga Atas Dugaan Kebocoran DataHacker. (ShutterStock/takasu)

by Luky Maulana Firmansyah

26 August 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Jasa Marga (Persero) Tbk akhirnya menanggapi soal kasus dugaan kebocoran data yang terjadi pada PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO), anak usaha di bidang pengoperasian jalan tol. BUMN tol ini memastikan data yang diduga dijual tersebut tidak berkaitan dengan data pelanggan.

Menurut Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, Jumat (26/8), data yang diduga bocor tersebut adalah data internal dan administrasi yang ada di aplikasi JMTO.

“PT JMTO saat ini telah menonaktifkan server yang terdampak serangan dan melakukan recovery atas data tersebut serta memindahkan sistem ke server yang lebih aman,” kata Octaviana.

Kasus dugaan kebocoran data Jasa Marga ini menyembul di Twitter, Rabu (24/8). Informasi yang beredar menunjukkan data berukuran 252GB perusahaan pelat merah ini dijual oleh peretas, terdiri dari dokumen, data perusahaan, keuangan, dan lain-lain.  

Menurutnya, JMTO juga telah menutup celah kerentanan keamanan aplikasi serta menjalin kerja sama dengan pihak kompeten dalam melakukan asesmen cyber security dalam sistem di PT JMTO.

Rentetan kasus

Ilustrasi keamanan siber. Shutterstock/GorodenkoffIlustrasi keamanan siber. Shutterstock/Gorodenkoff

Jasa Marga akan terus mengevaluasi serta terus meningkatkan sistem keamanan siber perusahaan, kata Octiavana. Langkah itu tidak hanya untuk internal namun juga kepada stakeholder eksternal.

Kasus BUMN tol ini juga terjadi tak lama setelah dugaan kebocoran data Indihome. Sejumlah pengguna Twitter, Minggu (21/8), membagikan tangkapan layar situs Bjorka yang memuat informasi penjualan data pelanggan layanan internet milik Telkom tersebut. Jutaaan data yang diduga bocor terdiri dari sejarah pencarian, nama, alamat email, dan bahkan kartu tanda penduduk (KTP).

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menegaskan tidak ada kebocoran data pelanggan IndiHome. BUMN ini menyebut tidak terdapat temuan data yang mengandung nomor IndiHome yang valid.

Telkom juga mengeklaim tidak ada sistem di Telkom yang menyimpan riwayat pencarian dan data pribadi pelanggan.

“Setelah kami lakukan penelusuran dan investigasi, kami memastikan tidak ada kebocoran data pelanggan di sistem kami. Dan ini 100 persen merupakan data yang difabrikasi oleh pihak maupun oknum yang ingin memojokkan Telkom,” kata SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza, dalam keterangan resmi, Senin (22/8).

Menurutnya, keseluruhan data pelanggan disimpan dalam sebuah sistem keamanan siber yang terintegrasi dan dikelola berdasarkan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.  

Dalam siaran persnya, Kominfo menyebut PLN mengaku tengah mengevaluasi sistem keamanan siber perusahaan dan meningkatkan sistem perlindungan data pribadi pelanggan. Sebelumnya, data 17 juta pengguna PLN diduga diperjualbelikan di forum gelap. Data pelanggan itu mencakup ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe, meteran, sampai nama unit LPI.