Jakarta, FORTUNE - Alexandr Wang, pendiri sekaligus CEO Scale AI, ditunjuk untuk memimpin laboratorium baru milik Meta yang akan fokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI) tingkat lanjut atau superintelligence. Penunjukan ini menjadi bagian dari langkah strategis Meta dalam mempercepat inovasi teknologi di tengah persaingan ketat dan investasi besar-besaran di sektor AI global.
Menurut The New York Times, Meta—perusahaan induk Facebook, Instagram, Threads, Messenger, dan WhatsApp—mempercayakan proyek ambisius ini kepada Wang. Laporan Bloomberg juga mengungkap bahwa Meta tengah menjajaki investasi lebih dari US$10 miliar ke Scale AI sebagai bagian dari kolaborasi tersebut.
Laboratorium baru ini akan difokuskan untuk mengembangkan AI superintelligence, yaitu sistem AI yang disebut-sebut mampu melampaui kecerdasan manusia. Inisiatif tersebut merupakan bagian dari reorganisasi besar Meta dalam bidang AI, seiring dengan tantangan internal yang dihadapi perusahaan terhadap teknologi dan sejumlah produknya.
Wang mendirikan Scale AI bersama Lucy Guo pada 2016 di San Francisco melalui program inkubasi startup Y Combinator. Wang sendiri merupakan drop out dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di usia 19 tahun. Pada 2022, ia menjadi miliarder termuda di dunia, predikat ini didapat setelah Scale AI mengumpulkan pendanaan senilai US$325 juta dan mencapai valuasi US$7,3 miliar.
Observer melaporkan bahwa valuasi perusahaan tersebut meningkat menjadi US$13,8 miliar pada 2024. Wang diketahui memiliki sekitar 15 persen saham Scale AI, menjadikan kekayaan bersihnya lebih dari US$2 miliar.
Meta bukan satu-satunya raksasa teknologi yang berlomba membangun dominasi di ranah AI. CEO Meta Mark Zuckerberg pada Januari lalu mengatakan bahwa perusahaan berencana menggelontorkan belanja modal antara US$60 miliar hingga US$65 miliar pada 2025 untuk memperkuat infrastruktur AI. Salah satu proyeknya adalah pembangunan pusat data berskala besar yang menurut Zuckerberg “akan mencakup sebagian besar wilayah Manhattan.”